Sunday, January 11, 2015

Horee! RS MRCCC Siloam Semanggi Terima Pasien Kanker BPJS! :D


*** UPDATE 6 JULI 2020 ***
PROSEDUR BPJS RS MRCCC SILOAM SEMANGGI 
Dari Mbak Windy

kirim WA ke nomor 081511500181 untuk tanya prosedur daftar janji temu dengan dokter dan sudah dijawab sbb :


Membuat reservasi, reschedule dan menanyakan info lebih lanjut harus datang langsung ke bagian BPJS jam operasional Senin-Jumat jam 07.00-15.00 di Lobby (LB) dengan membawa persyaratan berupa:
-Fotocopy KTP
-Fotocopy Kartu BPJS
-Fotocopy KK
-Fotocopy surat rujukan online dari Faskes 1 -> RS tipe B/C -> MRCCC Siloam Hospitals Semanggi.
-Fotocopy hasil Patologi Anatomi atau hasil Biopsi

*** end of update 6 Juli 2020 ***


Kabar bagus nih buat para rekan kanker pemegang kartu BPJS.

Sekarang RS MRCCC Siloam menerima pasien kanker BPJS.

Jadi ada alternatif rumah sakit untuk berobat selain RSCM dan Dharmais.

Saya lihat iklan ini di halaman 1 harian KOMPAS, Sabtu, 10 Januari 2015. Di pojok kiri bawah. Rasanya seneng banget!

Memang sudah lama saya menanti kabar bergabungnya MRCCC dengan BPJS. Soalnya, rumah sakit ini--menurut saya--rumah sakit yang baik. Dari dulu Siloam memang sudah menerima pasien Askes (sebelum namanya berubah jadi BPJS). Tinggal tunggu waktu aja untuk terima BPJS semenjak diluncurkan awal 2014 lalu. Akhirnya udah resmi deh sekarang :D

Kalo diliat dari website dan berita-berita yang ada, sih, rumah sakit ini peralatannya lengkap banget ya. Silakan browsing sendiri, canggih-canggih bener deh.  Berikut saya kutip dari laman resminya:

MRCCC’s technology is the most advanced and first-of-its-kind equipment in Indonesia, such as Phillips PET/CT, SPECT/CT, 3 Tesla MRI, 256 Multi-Slice CT Scan and Cath Lab, IBA Cyclotron and the Varian Linear Accelerator (LINAC) IX Rapid Arc supported with CT Simulator. This makes MRCCC the only one-stop comprehensive cancer centre in Indonesia MRCCC is among the first in Indonesia to run an integrated computerized and digital information system linking imaging, laboratory, pharmacy and hospital IT services.

Lengkap banget, ya! Sistem informasinya juga udah terintegrasi, jadi semuanya lebih cepat dan efisien.

Cara berobatnya gimana?

Well, jujur saya sendiri juga belom tau. Selama ini saya nganter ibu selalu ke Dharmais. Belum pernah ke MRCCC.

Yang pasti, kalau suatu RS swasta terima BPJS, kemungkinan besar gak akan digratisin penuh seperti di RS pemerintah. Artinya, kita masih harus bayar selisihnya.


*** UPDATE 10 SEPTEMBER 2015 ***

Baru aja dapet brosur Alur Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS di MRCC Siloam Hospital Semanggi.



Untuk alur silakan liat gambar ya.

Ini saya tulisin lagi biar gampang liatnya.

Kartu yang diterima:

- BPJS dan e-ID BPJS
- Kartu Indonesia Sehat
- Kartu Jakarta Sehat
- Jamkesmas
- Askes
- Kartu Tanda Anggota Kepolisian RI
- Kartu Tanda Prajurit TNI


Persyaratan berobat peserta BPJS di RS MRCCC Siloam Semanggi (RS Khusus Kanker Tipe A):
  1. SEP (Surat Eligibilitas Peserta). Ini nanti dapet dari counter BPJS MRCCC tiap mau berobat.
  2. KTP
  3. KK
  4. Kartu BPJS (atau sesuai list kartu yang diterma di atas)
  5. Rujukan dari RS Tipe B atau Tipe C kepada MRCCC.
  6. Hasil diagnosa kanker (biasanya hasil lab Patologi Anatomi (PA)) yang diverifikasi Petugas BPJS, lengkap dengan cap dan tanda tangan petugas BPJS
  7. Surat Rujukan Luar Provinsi dari BPJS daerah asal, bagi pasien dari luar DKI Jakarta.
*** end of update 10 September 2015 ***



+++ UPDATE 10 SEPTEMBER 2015 +++

Akhirnya tanggal 6-8 September 2015 kemarin Ibu dirawat di MRCCC  :)

Silakan dibaca-baca di Dirawat di MRCCC Siloam Semanggi

Ada review juga di Review RS MRCCC Siloam Semanggi

+++ end of update 10 September 2015 +++



***UPDATE 14 APRIL 2015***

Tadi pagi saya mengunjungi counter BPJS di RS Siloam MRCCC. Ternyata benar bahwa mereka menerima pasien BPJS penyandang kanker.

GRATIS semuanya dicover. Semuanya. Dokter, lab, obat, rawat inap, kemo, seeemuanya :')

Yang penting bawa dokumen BPJS lengkap sebagaimana di rumah sakit yang sekarang. Harus ada rujukan ke Siloam MRCCC, patologi anatomi (PA) positif kanker, dan kalo bisa bawa resume medis, jadi dokter di Siloam bisa tau dan lanjutin treatment-nya.

Tadi saya juga sempet ngunjungin apotik dan lab, untuk pastiin ketersediaan obat yang biasa dipakai oleh Ibu, yaitu Alkeran (melphalan) dan Bonefos IV. Yang Bonefos ada, tapi Alkeran tinggal 14 tablet. Kalau mau harus order, tiga hari kemudian baru tersedia.

Dokternya juga terbatas. Hanya yang masuk di list BPJS. 

Di Dharmais, dokternya Ibu adalah dr. Nugroho. Beliau praktik juga di Siloam MRCCC, tapi tidak termasuk di list dokter BPJS. Konsultan Hematologi-Onkologi Medik yang termasuk adalah dr. Toman L. Toruan dan dr. Andhika Rahman. Jadi, kami hanya bisa memilih 2 itu. (Semuanya sore-sore beneeer baru mulai jam 5 huhu)  Tapi, kata rumah sakit, kami tetap bisa konsultasi ke dr. Nugroho tanpa memakai BPJS (artinya bayar sendiri). Rate-nya antara 250 sd 500 ribu-an.

Rumah sakitnya enaaak banget. Bersih, modern, dan cakep. Lebih cakep dan nyaman dari RSPI. Ada Starbucks (saya gak ngopi sih, paling makan di warteg depan haha!) dan Books & Beyond di lobi utama. 

Di counter BPJS, antriannya juga dikit. Bahkan nyaris gak ada. Paling banyak cuma 10 orang lah. Bayangin kalo di Dharmais. Dapet nomor 200-an aja udah alhamdulillah :p

Kemungkinan besar kami akan pindah ke Siloam MRCCC. Pertimbangan utama adalah lokasi dekat dan antrian sedikit, jadi lebih efisien waktu dan energi. Terutama untuk Ibu.

Minggu ini Ibu akan lab dan konsul rutin di Dharmais. Kami akan minta pendapat dr. Nugroho dulu. Semoga lancar :)

Karena BPJS sudah meng-cover 100%, tadi saya gak tanya-tanya lagi soal asuransi swasta lainnya. 

Good luck rekan penyandang kanker lain :)

***End of update 14 April 2015***



^^^ UPDATE 17 APRIL 2015: 

Saya dan Ibu sudah diskusi tentang rencana pindah dari Dharmais ke MRCCC, dan keputusannya adalaaah... kami GAK JADI PINDAH KE MRCCC  :) 

Kalo mau tau ceritanya, silakan klik link tadi ya :)  ^^^

^^^ end of update 17 April 2015 


Kalau kamu juga punya asuransi kesehatan lain selain BPJS, bisa pake sistem koordinasi manfaat (coordination of benefit, atau CoB). Nanti kekurangan yang gak dicover BPJS dibayar oleh asuransi yang satunya. Jadi biaya bisa ditekan serendah mungkin, bahkan bisa gratis.

Udah banyak asuransi swasta yang bekerja sama dengan BPJS, antara lain:
  1. Arthagraha General Insurance
  2. Astra Buana
  3. Avrist Assurance
  4. AXA Financial Indonesia.
  5. AXA Mandiri Financial Service
  6. Bina Dana Arta
  7. Generali Imdonesia
  8. Inhealth Indonesia
  9. Jiwa Central Asia Raya
  10. Jiwasraya (Persero)
  11. Lippo Insurance
  12. Mega
  13. Mitra Maparya
  14. Multi Artha Guna.
  15. Sinar Mas
  16. Sinarmas MSIG
  17. Takaful Keluarga
  18. Tugu Mandiri
  19. Tugu Pratama Indonesia
Itu info resmi dari thread kaskusnya BPJS per Juni 2014. Kalo mau lebih lengkap, silakan tanya ke asuransi masing-masing, dan ke MRCCC juga.

Tanyain:
  • Prosedur admission (masuk rumah sakit untuk rawat jalan/inap).
  • Mekanisme bayar dokter, obat, lab, dll. (Kemungkinan besar CoB akan pake metode reimburse, bukan kartu. Syaratnya apa aja.)
  • Limitnya berapa per perawatan. Dan per tahun, kalau ada.
  • Mana yang dicover BPJS, mana yang dicover asuransi swasta. Berapa.
  • Mana yang gak dicover alias harus bayar sendiri.
  • Dll.

Oh ya, buat info aja, nih. Selain 19 asuransi tadi, Siloam juga punya asuransi sendiri. Namanya Mediplus.

Asuransi Mediplus ini bikin penasaran banget. Soalnya, rawat inap dan rawat jalan seluruhnya ditanggung sesuai tagihan, tanpa limit tahunan (baca: gratis! semua-muanya!) Asalkan di jaringan RS Siloam. Preminya pun tergolong murah. Satu orang dewasa 3,78 juta/tahun. Pasangan suami-istri 5,98. Satu anak 6,98, dua anak 7,98. 

Gak ribet, gak perlu medical check up. Langsung disetujui dan semua penyakit pre-existing dicover, kecuali 4:
  1. Kanker/keganasan
  2. Ginjal kronis
  3. Bedah jantung
  4. Bedah syaraf dan otak
Itu pun cuma sembilan bulan pertama doang. Gak pake setahun.

Lho. Tapi kok kankernya justru gak dicover?

Dari yang saya baca, di 9 bulan pertama memang gak akan dicover. Karena itu termasuk pengecualian. Nanti, setelah lewat 9 bulan akan dicover, tapi gak semuanya. Maksimum 60% dari total tagihan per perawatan. Ada limit tahunannya juga, yaitu maksimum Rp 30 juta.
  • Gimana mekanismenya kalo kita pake BPJS + Mediplus?
  • Apa aja yang dicover? (Kamar, dokter, obat, lab)
  • Jika per perawatan kanker habis Rp 50 juta, berapa yang akan dicover Mediplus?
  • Apakah perawatan selanjutnya akan dicover lagi setelah itu?
  • Bisa gak kalo cuma untuk lab doang, atau konsultasi dokter doang, tanpa terus-menerus berobat di situ? (Jadi kalo mau kemo/operasi pindah ke RSCM/Dharmais, soalnya di MRCCC takut mahal.)
Ini yang mau saya tanyain ke MRCCC besok pagi InsyaAllah. Kebetulan Ibu ada jadwal lab, kalo bisa di situ, ya gak usah antri lama di Dharmais :)

Stay tuned ya! InsyaAllah saya update :)

Ini brosur Mediplus (di-klik aja)







**Ibu saya memiliki multiple myeloma sejak tahun 2011, dan rutin kontrol di RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat. Silakan klik menu "Multiple Myeloma" untuk melihat postingan terkait MM. Semoga kita bisa saling mengenal dan saling menguatkan :D

Baca Juga:
Review RS MRCCC Siloam Semanggi
Dirawat di MRCCC Siloam Semanggi

Tuesday, December 23, 2014

Contoh Pertanyaan untuk Konsultasi Dokter



Sebelum ke dokter, ada baiknya mengambil pulpen dan kertas, dan siapkan pertanyaan sejak dari rumah.

Menyiapkan pertanyaan banyak gunanya.

  1. Kamu bisa lebih memaksimalkan waktu konsultasi.
  2. Lebih banyak info yang bisa kamu dapet.
  3. Kamu merasa lebih 'setara' dengan dokter sebab kamu udah punya pengetahuan tentang penyakit kamu.
  4. Kamu merasa lebih punya kontrol terhadap tubuh kamu dan apa yang akan kamu lakukan untuk menyehatkannya kembali.

Di posting kemarin udah dibahas tips mempersiapkan konsultasi ke dokter.

Nah. Berikut contoh pertanyaan untuk kamu tanyain.

Ada dua penyakit yang dicontohin di sini, yaitu diabetes tipe 2 dan sobek sendi lutut. Langsung aja ya dalam bentuk ceklist.


1.  DIABETES TIPE 2

Cek gula darah
- Seberapa sering harus cek gula darah?
- Berapa angka normal yang harus dicapai?

Perubahan gaya hidup
- Perlu ubah pola makan/jenis makanan? Jadi kayak gimana?
- Gimana cara menghitung karbohidrat makanan?
- Perlu ke ahli gizi gak untuk meal planning?
- Olahraga? Yang boleh apa? Berapa kali seminggu, berapa lama seharinya.

Obat
- Obatnya: apa, berapa jenis, untuk apa, dan ada generiknya gak.
- Kapan harus dikonsumsi.
- Perlu suntik insulin gak.
- Kalo ada masalah (jantung, darah tinggi, dll dll sebutin kondisi tubuh kamu). Gimana cara me-manage-nya secara bersamaan? Obatnya ada yang konflik gak.

Komplikasi
- Komplikasinya bisa apa aja?
- Apa tanda dan gejala gula darah rendah/tinggi? Treatment-nya?
- Perlu cek keton gak?
- Seberapa sering harus monitoring komplikasi? Harus ketemu dokter spesialis apa?
- Dicover asuransi/BPJS gak?

Dari dokter, kamu bisa antisipasi pertanyaan berikut:
1. Kamu udah paham treatment plan kamu dan yakin bisa jalanin?
2. Gimana cara kamu nge-handle diabetes kamu selama ini?
3. Kamu pernah ngalamin gula darah rendah?
4. Pola makan sehari-hari dan jenis makanan biasanya gimana?
5. Olahraga gak? Apa, dan seberapa sering?
6. Yang kamu rasa paling sulit dari pengobatan diabetes kamu apa?


2.  SOBEK SENDI LUTUT

Ini kejadian sama temen saya Titi Akmar karena cedera olahraga pas dia lagi basket. Ini contoh daftar pertanyaannya:

Seberapa parah. 
- Sobek sebagian apa seluruhnya. 
- Kalo ada stage-nya, ini stage/grade berapa. Artinya apa. Ke depannya gimana. 
- Sering terjadi gak sih?
- Bengkak (edema) karena apa.
- Kalo diliat dari hasil MRI, ada kombinasi/kemungkinan injury2 lain gak sih di lutut.

Pilihan treatment non-operasi apa aja
- Obat  antibiotik kalo ada infeksi.
- Suntik untuk kurangin radang.
- Fisioterapi. (biasanya ada beberapa jenis dalam 1 rangkaian yg biasanya 1-2 mingguan. Minta kasih tau itu apa aja, kayak gimana & fungsinya utk apa).
- Knee brace
- Kemungkinan sembuh tanpa operasi. Bisa gak kembali ke kondisi semula. Apakah kalo gak operasi ada kemungkinan bakal ngalamin sakit2 lainnya di area itu & jadi tambah parah.
- Jenis treatment yg bisa sendiri di rumah & obat2nya. (kompres, penghilang rasa sakit, gerakan ringan, dll)

Kalo operasi:
- Kenapa perlu.
- Apa nama operasinya, dan prosedurnya gimana (ini penting kalo mau pake asuransi.)
- Tujuan operasi (perbaikan minor, apa rekonstruksi)
- Success rate. Ada kemungkinan kambuh lagi gak.
- Efek gak enak pascaoperasi (sakit, kaku, jalan gak stabil)
- Waktu pemulihan berapa lama sampe bisa aktivitas normal/olahraga lagi.

Gerakan tubuh
- Perlu ubah tipe olahraga gak. Yang boleh apa aja.
- Latihan olahraga/stretching yg bisa bantu.
- Gerakan yg gak boleh dilakuin.

Lain-lain
- Perlu ganti sepatu/footwear2 lainnya gak. Yg direkomendasiin yg kayak gimana.
- Ada efek ke tulang punggung gak. (Kalo mau sekalian aja bawa hasil lab punggung lo kalo ada)


Nah gitu kira-kira contoh pertanyaannya.

Intinya, tanyain inti masalah dan solusinya apa aja.

Jangan lupa browsing situs-situs kesehatan tentang penyakit kamu. Dari situ kamu bisa dapet item pertanyaan yang lebih kaya, soalnya kamu bisa bandingin macem-macem opsi yang ada. :)

Tips Mempersiapkan Kunjungan ke Dokter

Karena pertemuan dengan dokter biasanya berlangsung singkat, ada baiknya kamu mempersiapkan hal-hal yang ingin kamu konsultasikan supaya pertemuannya berjalan maksimal.

Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mempersiapkan sesi konsultasi ke dokter.

1. Tulis semua gejala yang kamu rasakan. Termasuk kapan mulainya dan kapan jadi makin parah/jadi mendingan.

2. Tulis semua nama obat yang kamu konsumsi. Termasuk vitamin dan suplemen.

3. Tulis penyakit atau kondisi medis lain yang kamu miliki. Kalo kamu ada anemia, hipertensi, alergi, atau larangan mengkonsumsi suatu obat, ini bisa kamu infoin ke dokternya.

4. Bawa hasil-hasil lab sebelumnya. Ini penting supaya dokter bisa tau kondisi badan kamu dan progres penyakit kamu udah sampe mana. Kamu juga bisa tanyain kalo ada yang gak ngerti. Kamu bisa bawa hasil cek darah, USG, CT Scan, MRI, dan lain-lain yang berhubungan dengan penyakit yang dikonsultasikan.

5. Bawa keluarga atau teman. Mereka bisa bantu kamu pas nanya-nanya dan gali info lebih dalem ke dokternya. Atau saat harus ngambil keputusan.

6. Tulis daftar pertanyaan yang mau kamu ajuin. Ini penting biar gak ada yang ketinggalan, dan gak ada penyesalan saat sampai di rumah.


Tips memperkaya daftar pertanyaan:

  1. Rajin-rajin cari info tentang penyakit kamu. 
  2. Googling juga arti hasil lab kamu. 
  3. Tanyakan kemungkinan-kemungkinan yang akan bisa terjadi ke depannya. 
  4. Tanya juga apa dampaknya jika kamu melakukan/tidak melakukan/menggunakan/tidak menggunakan/mengkonsumsi/tidak mengkonsumsi XYZ (yang berhubungan sama penyakit kamu). 
  5. Kalo belom tau sakit apa, coba baca posting ini buat ngecek kemungkinan penyakit kamu. Atau posting ini untuk inspirasi pertanyaan.

Monday, December 22, 2014

7 Situs Web Terbaik untuk Cek Penyakit


Ngerasa gak enak badan tapi gak tau sakit apa?

Sekarang kamu bisa investigasi diri sendiri dulu sebelum memutuskan pergi ke dokter.

Catat gejala yang dirasakan dan cari tahu di situs-situs berikut ini.

1. AAFP
Ini adalah situs milik American Academy of Family Physician. Sebelum ke dokter, coba aja main-main ke sini. Ada flowchart yang bisa kamu ikutin. Dimulai dari gejala yang kamu yang kamu rasain, diagnosa penyakit, dan apa yang perlu dilakukan. Informatif, enak diliat, dan sangat amat mudah.



2. Baby Center
Yang punya bayi, batita, atau balita, cek gejala-gejalanya di sini. Pertama, pilih umur anak. Lalu pilih gejalanya. Banyak foto-foto dan rekaman suara yang membantu mencocokkan gejala dan penampakan penyakit.



Nah, kalo udah tau (kira-kira) nama sakitnya apa, cari info lebih lengkap di :

  1. Mayo Clinic Ini yang paling enak dibaca. Bahasanya mudah. Isinya? Padet ilmu! Suka ada gambar-gambarnya juga.
  2. NHS Ini juga lengkap. Dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris.
  3. CDC Ini situs resmi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Pemerintah Amerika Serikat. Lengkap banget semua info di sini.
  4. Web MD Enak. Lengkap. Dibagi-bagi per section kayak Mayo Clinic.
  5. Untuk bayi, balita, batita, langsung ke Milis Sehat. Enaknya, ini langsung dalam bahasa kita :)

Ayo semangat cari info penyakit yang kamu rasakan.

Manfaatnya:

  1. Lebih tahu kondisi kamu yang sebenarnya.
  2. Lebih punya kepastian. Kamu tahu apa yang sedang dan akan terjadi.
  3. Punya kontrol lebih. Kamu tahu apa yang harus dan akan dilakukan. Tahu akan dikasih obat apa dan untuk apa. Tahu akan dilakukan tes lab apa dan untuk apa. Dan kamu bisa putuskan apakah akan lakukan atau tidak, dan kapan waktunya.
  4. Kamu bisa kroscek kalau dokter kamu masih on track apa nggak.
  5. Buat panduan second opinion di dokter lain.

Males karena pake bahasa inggris? Hmm. Harus diakui, situs berbahasa Indonesia yang lengkap mengulas info-info penyakit dengan tampilan menarik memang gak ada. Tapi gapapa. Jangan sampe ini menghalangi kamu untuk cari info kesehatan yang berkualitas. Coba pake google translate :)

Penting: Situs-situs tadi bukan berarti bisa menggantikan dokter profesional, ya. Itu untuk panduan umum aja. Untuk kepastian diagnosis dan pengobatan, kamu tetap perlu ke dokter. (Kecuali milis sehat, lebih terpercaya daripada dokter spesialis anak kebanyakan, hehe :D )

Sehat-sehat yaaa!

Gambar dari sini

Saturday, November 1, 2014

Review: Lifecare Taxi Blue Bird

Hai! Pagi ini saya mencoba layanan baru dari BlueBird, yaitu Lifecare Taxi. 

Lifecare Taxi adalah taksi berbentuk van yang dikhususkan bagi warga senior dan difabel, maupun yang memiliki keterbatasan fisik karena sakit. 

Yang spesial dari layanan ini adalah bangkunya yang bisa diturunkan keluar mobil dengan remote, sehingga memudahkan penumpang untuk naik. Tinggal duduk, dan kursi akan berputar dan naik dengan sendirinya kembali ke dalam mobil.

Saya mengetahui layanan Lifecare Taxi (LCT) ini dari bapak-bapak supir Blue Bird yang mengantar kami dua hari yang lalu, saat Ibu dan Bapak sama-sama kontrol ke Dharmais. Kami pesan dua taksi sedan biasa. Melihat Ibu dan Bapak yang sudah senior dan pakai kursi roda, kedua bapak supir menyarankan kami pesan LCT, yang sekaligus muat banyak orang. 

Saya memesan LCT via aplikasi ponsel. Kami pesan untuk besok jam 8 pagi. Ibu saya yang berusia 67 tahun akan kemoterapi di RS Dharmais. Selama ini kami menggunakan taksi sedan biasa, dan Ibu memang kurang nyaman dengan mobil sedan, sebab posisi bangkunya rendah dan sandarannya tidak bisa diatur mengikuti kondisi punggung beliau. Tiap naik sedan, Ibu selalu duduk agak maju dan punggungnya diganjal bantal atau tas. Jadi, Lifecare Taxi ini layak dicoba.

Dari hasil browsing tentang Lifecare Taxi Blue Bird, ternyata layanan ini sudah banyak tersedia di negara maju seperti Jepang. Awalnya juga gak terbayang seperti apa kursi yang bisa turun keluar mobil sendiri, tapi setelah lihat fotonya, jadi tambah excited! Apalagi layanan ini adalah salah satu CSR dari Blue Bird. Malah saya yang deg-degan sendiri ngebayangin besok mobil van biru muda bertuliskan Lifecare Taxi akan parkir di depan rumah, kesannya keren-keren gimanaaa gitu, ahaha! xD

Esok paginya, LCT sudah datang jam 7.30. Taksi nomor BS 510 ini sengaja datang setengah jam lebih awal. Biar gak macet. Pak supirnya super baiiikk dan ramah. Namanya Pak Miswan. Beliau menjelaskan dan menunjukkan kelebihan LCT, termasuk demo kursinya itu dong, hehehe. 


Pukul 7.45 kami pun berangkat. Ibu sangat nyaman bersandar di kursinya, alhamdulillah. Captain seat, dengan leg room yang lega. Kaki Ibu leluasa bergerak. Dalam hati, saya bersyukur banget Ibu gak perlu lagi capek punggungnya :'-) Alhamdulillah akhirnya ada solusinya :'-)


Armada LCT yang kami naiki adalah Nissan Serena. Selain kursi yang dimodifikasi, semuanya standar tanpa diubah. Ada LCD TV di atas kami, individual blower samping di masing-masing pintu, serta pegangan atas dan samping. Baris belakang muat tiga orang. Masih bisa plus kursi roda lagi di belakangnya. Kalau kursi rodanya dua, atau barangnya banyak, salah satu kursi belakang bisa dilipat untuk menambah ruang. Memang standar, tapi bagi warga senior, difabel, dan sakit, layanan taksi seperti ini sangat sangat membantu.

Kata Pak Miswan, ada seorang pelanggannya terlahir dengan keterbatasan fisik hingga kedua kakinya mengecil. Ia pakai kursi roda karena tak bisa menggerakkan kaki sama sekali. Hebatnya, ia tetap bekerja tiga kali seminggu dan rutin memakai LCT ke kantor. Wuah, salut!


Lifecare Taxi diresmikan medio September 2014. Sejauh ini, armada LCT baru ada 5 unit. Semua di pool pusat Blue Bird di Mampang, Jakarta Selatan. Untuk melayani lebih cepat, Lifecare Taxi juga ditempatkan di pangkalan-pangkalan Blue Bird di rumah sakit besar seperti RS Pondok Indah, RS Siloam Semanggi MRCCC, dan RS Dharmais.

Karena merupakan bagian dari CSR Blue Bird, Lifecare Taxi bertarif normal. Artinya, sama dengan tarif taksi Blue Bird sedan reguler. Buka pintu Rp7.000,- dan biaya tunggu Rp42.000,- per jam. Lifecare Taxi hanya bisa digunakan atas pesanan (by order) atau dari pangkalan rumah sakit di atas. Tidak bisa naik di jalan.

Sore saat kemoterapi Ibu selesai, saya kembali memesan LCT via ponsel. Tadinya untuk pukul 17.30. Namun, Ibu selesai lebih cepat, jadi saya menghubungi call centre Blue Bird untuk maju jadi jam 17.00. Saya langsung dikonfirmasi bahwa mobil telah berangkat dari Siloam Semanggi MRCCC. Dari GPS, mobil terlihat masih di area Senayan. Ibu memanfaatkan waktu untuk shalat.


Tak lama, LCT bernomor BS 509 telah menanti kami di lobby utama. Kali ini dengan Pak Suyanto. Beliau pun baik dan ramah, dan banyak punya kisah-kisah menarik. Kemacetan tol Gatot Subroto di Jumat sore itu hampir-hampir tak terasa karena kami ngobrol seru sepanjang jalan.

Saya merasa bersyukur bisa dua kali berturut-turut kebagian LCT anyar yang baru ada 5 unit se-Indonesia. Tapi, di sisi lain, saya merasa ada yang jauh lebih memerlukan mobil ini daripada kami. Mereka yang total gak bisa jalan, misalnya. Ibu pun setuju. Mobil ini cuma sedikit, jadi sepertinya Ibu akan tetap akan memakai taksi sedan reguler saja. Mungkin Bapak yang akan pakai LCT, karena pergerakan beliau lebih lambat, dan butuh ruang ekstra untuk kursi roda.

Jam 18.15 kami tiba di rumah. Alhamdulillah, perjalanan hari ini bener-bener nyaman dan menyenangkan! Puas banget! 

Kami menghargai sekali usaha Blue Bird dalam mempermudah aksesibilitas dan mobilitas warga senior, difabel dan keterbatasan fisik melalui Lifecare Taxi. Terasa banget manfaatnya. Semoga armadanya bisa diperbanyak sehingga bisa lebih luas melayani kebutuhan masyarakat. Amin! 

Semoga juga, langkah ini bisa bikin semangat Pemda DKI dan kendaraan umum lain dalam memperbanyak fasilitas bagi warga berketerbatasan fisik, sebab udah saatnya banget Jakarta jadi inklusif dan ramah kursi roda. Setuju? :)

Thursday, October 30, 2014

Tips Hemat Biaya Obat

Obat adalah salah satu pengeluaran terbesar jika penyakit datang. Simak tips berikut untuk mensiasatinya:

1. Setelah terima resep, pastikan kamu tahu nama obatnya. Tanya ke dokternya. Fungsinya apa.

2. Sebelum menebus, tanya lagi ke petugas apotik. Tegaskan lagi nama obatnya. Ini bekal utama kamu googling info tentang obatnya. Kedua, tanya harganya. Kalo mahal, tunda dulu aja. Beli di luar rumah sakit biasanya lebih murah. Apalagi di Pramuka.

3. Sekarang cek kegunaannya. Sesuai gak dengan penyakit kamu. Search nama obatnya di www.mims.com (ini yang paling enak dibaca) atau www.drugs.com.

Liat di baris “Indikasi/Indication” (yang artinya “Ini buat ngobatin: ABCD”). Abis itu, liat baris “Kontraindikasi/Contraindication” yang artinya: “Ini nggak boleh buat yang punya: XYZ.”

Kalo gak sesuai sama penyakit kamu, coba tanya dokternya lagi, deh. Kalo dia bilang cuma tambahan aja atau ga terlalu perlu, gak usah.

Kalo cuma vitamin doang juga gak usah. Atau cari pengganti setaranya yang lebih murah. Biasanya vitamin-vitamin gini justru yang mahal harganya.

4. Di www.mims.com atau www.drugs.com kita juga bisa melihat isi kandungan obat (contents) dan harga resminya. Ini paling penting kalo kamu mau hemat. Soalnya, kamu bisa beli generiknya yang jauh lebih murah. Nih saya kasih contoh.

Contoh 1:
Obat paten berikut ini:
Nama obat: Clotix, CPG, Clidorel, Febogrel, Placta, dll
Isi/Contents: Clopidogrel
Harga 30 tablet 75mg = Rp330.000 sd Rp375.000
(Rp11.000 sd 12.500/tablet)
Bisa diganti sama generik:
Nama obat: Clopidogrel
Isi/Contents: Clopidogrel
Harga 30 tablet 75mg = Rp180.000
(Rp6.000/tablet) ==> Hemat separuhnya.

Contoh 2:
Obat paten berikut ini:
Nama obat: Narfoz, Invomit, Lametic, Onetic, dll
Isi/Contents: Ondansetron
Harga 12 tablet 8mg = Rp228.000 sd Rp264.000
(Rp19.000 sd 22.000/tablet)
Bisa diganti sama generik:
Nama obat: Ondansetron
Isi/Contents: Ondansetron
Harga 10 tablet 8mg = Rp20.000
(Rp2.000/tablet) ==> Hemat SEPER-SEBELAS-PARUH-NYA!!!

Gila, kan? :D Hehe. Bayangin kalo kamu mesti beli 30 butir untuk tiap jenis obat sebulan. Kalo obatnya ada 3 jenis, minimal kamu akan bayar 3 x 3 kali lipatnya, alias 9 kali lipatnya.

Takut kualitas generik jelek? Halaaah, itu trik dagang. Sama aja, kok. Cuma beda di nama dan desain bungkusnya aja. Isinya sih sama persis.

5. Cari pengganti yang setara. Artinya, cari yang isi dan dosisnya sama.

Contoh 3:
Obat paten berikut ini: Brainolin
Isi/contents: Citicoline
Harga 30 tablet 1000mg = Rp350.000,-
Misalnya generik Citicoline gak ada. Adanya yang merk Takeline. Isinya sama, citicoline juga. Tapi cuma 500mg. Ya gapapa. Beli aja yang 500mg, minumnya sekali 2 tablet. Kan jadi 1000mg juga.
Harga Takelin 60 tablet 500mg = Rp120.000,- ==> Hemat sepertiganya :D

Inget, yang penting isi dan dosisnya harus sama.

Contoh 4
Menyetarakan suplemen yang isinya macem-macem
Ini trik yang tiga level lebih tinggi dari nyari-nyari generik, hahahahah! Gapapa. Sini saya ajarin caranya :D
Misal: bokap diresepin suplemen otak namanya “Forneuro”. Harganya mahal. Saya ‘pecah’ aja jadi 3 obat lain yang isinya sama, dan harganya jauh lebih miring. Namanya “Neurodex”, asam folat dan vitamin E. Nih saya ajarin caranya.

Resep dokter: Forneuro
Isinya:
- Vit B1 100 mg
- Vit B6 50 mg
- Vit B12 100 mcg
- Natural vit E 200 IU
- Folic acid 400 mcg
Harga 30 tablet = Rp112.500
Harga per tablet = Rp3.750

‘Resep’ pecahan saya:
1. Neurodex
Isinya:
- Vit B1 100 mg
- Vit B6 200 mg
- Vit B12 250 mcg
Harga: 200 tablet Rp79.000 (Rp395/tablet)

2. Vitamin E merk lain 400 IU
Harga: 60 tablet Rp30.000 (Rp50/tablet)

3. Asam folat
Harga: 100 tablet Rp10.000 (Rp10/tablet)

Harga semuanya 30 tablet = Rp13.650
Jadi harga per tabletnya = Rp455,-
Bandingin sama Forneuro yang per tabletnya Rp3.750,-. Lebih murah 8x lipat, isinya sama (yg generik malah lebih), dan dokternya oke2 aja tuh pas saya laporin :D

!!! Catatan penting: kelebihan vitamin bisa dibuang dari urin. Khusus untuk obat, selalu turuti dosis dari dokter. Inget: Cari pengganti yang isi dan dosisnya sama.!!!

Semua info ini dapetnya dari mana? Dari www.mims.com aja yang paling gampang dibaca. Mau gampangnya lagi?

6. Beli di Pramuka. Bawa resep kamu ke sana, trus tanya sama engkoh-nya: “Obat KLMNO ada generiknya gak?” Pasti langsung dikasih.


Ini salah satu toko andalan saya di sana. Namanya Sinar Sehat. So far bisa dipercaya, kok. Saya selalu beli obat di sini. Cari aja toko yang paling rame di lantai dasar.

7. Kalo obat kamu tergolong susah dicari, atau kebangetan mahalnya (misalnya obat kanker), rajin-rajinlah bergaul dengan sesama penyandang penyakit yang sama. Bisa di rumah sakit, atau di yayasan yang khusus menangani penyakit itu. Informasi obat murah juga bisa kamu dapet dari suster, atau bahkan dokternya langsung. Jangan lupa kasih senyum lebar ke mereka, ya :)

Atau, kamu ikut BPJS aja. Hampir semua obat kanker (dan juga tindakan seperti operasi, radiasi, dll semuanya) dicover pemerintah. Kamu gak perlu bayar sama sekali. Silakan cek petunjuk pendaftaran BPJS di link ini.

Semoga tips tadi membantu, ya. Semangat selalu untuk tetap sehat!

Monday, October 6, 2014

Review Film: "Sebelum Pagi Terulang Kembali"




Kalau ada film Indonesia tentang korupsi yang all-in-one bagusnya, it's gotta be this one. 

SPTK berkisah ttg keluarga Yan (Alex Komang) dan Ratna (Nungki Kusumastuti). Keluarga mereka adalah keluarga sederhana, terhormat, dan jujur. Yan bekerja sebagai pegawai negeri di Kementerian Perhubungan. Ratna mengajar filsafat di Universitas Indonesia. Keduanya orang-orang jujur dan menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kejujuran. Di kantor, Yan dikenal antisuap dan punya rekam jejak bersih sebagai pejabat lelang. Tak sekalipun ia pernah menerima proyek bohong-bohongan atau kongkalikong. Keluarga Yan dan Ratna tinggal bersama Susi (Maria Oentoe), ibunda Yan, di rumah 'jaman dulu' yang sederhana namun tertata asri. 

Mereka memiliki tiga anak: Firman (Teuku Rifnu Wikana), Satria (Fauzi Baadila) dan Dian (Adinia Wirasti).

Dian perempuan yang manis. Hobi lari, yoga, dan mengajar puisi bagi anak jalanan. Ia kesayangan keluarga. 

Firman dan Satria, sayangnya, memiliki sibling rivalry sebagai anak lelaki yang paling dibanggakan dan berarti bagi orangtuanya. 

Satria yang bekerja di bidang konstruksi selalu iri pada sang kakak yang dianggapnya anak emas. Mengetahui ada peluang tender pembangunan empat pelabuhan di kantor ayahnya, Satria yang ingin membuktikan kemampuannya pun membujuk Yan untuk meloloskan perusahaannya. 

Di sisi lain, Firman yang kehilangan pekerjaan dan baru saja cerai, merasa kalah dari Satria yang sukses dan mampu memberi macam-macam untuk orangtuanya. 

Selanjutnya digambarkan kebimbangan Yan yang amat dalam saat menghadapi permintaan Satria. Di tengah kebimbangan itu, ternyata ada kekuatan-kekuatan lain di belakangnya yang, tahu-tahu, membuat segalanya terjadi berlawanan dengan keinginannya. Alur cerita perlahan mengungkap benang merah antara keteguhan Yan, ambisi Satria, rasa kekalahan Firman sang kakak, dan buahnya yang menimpa tiga perempuan lain dalam keluarga itu.

Saya berkesempatan menonton film ini saat peluncuran aplikasi "GratIS" oleh Komisi Pemberantasan Korupsi tanggal 1 Oktober lalu di XXI Epicentrum Rasuna Said. SPTK memenangi kompetisi film dokumenter antikorupsi yang diselenggarakan KPK dan Transparency International Indonesia. 

Bagi saya, film ini terasa dekat. Dari latar belakang pekerjaan, keluarga, kampus, semuanya sama. (Eerrr, bukan berarti ini film dokumenter tentang saya, ya, ahahahah!) Dialog-dialognya sangat bagus. Sederhana tapi menyentuh.

Salah satu moral utama dari film ini adalah, kalau mau baik, tidak bisa hanya diri sendiri yang berlaku baik. Seluruh anggota keluarga harus berlaku baik. Dan menjunjung nilai-nilai yang sama

Kalau mau masuk surga, usahanya harus bareng-bareng. Masuk surga itu gak bisa sendirian

Masing-masing anggota keluarga adalah tiang penyangga bagi yang lain. Ambruk satu, ambruk semua. Harus kokoh semuanya. 

Ini sejalan, sih, dengan pesan KPK saat sosialisasi antikorupsi di kantor, bahwa nilai-nilai kejujuran dan antikorupsi sebaiknya ditanamkan sejak dini dalam keluarga. Keluarga, terutama ibu, berperan penting dalam membentuk karakter anak, suami, dan keluarga secara utuh. (Jadiiii, ibu-ibu di rumah aja biar puas main dan seneng-seneng sama anaak! Ga usah ngadepin macet tiap hari yaaay! Hahahah <--- Emak2 dilema kerja kantoran)

Katanya, film ini diputer kok di bioskop. Tapi kita jarang yang tahu, ya. Sekitar Mei 2014, dan periode tayangnya memang gak lama di XXI. Malah lebih ke screening-screening di beberapa universitas di luar Jakarta. And sadly it didn't receive as much attention as its commercial counterparts.

Saya jatuh cinta sama alurnya yang manis dan mengalir tenang, pemain-pemainnya yang, wow, gak ada lagi orang yang lebih tepat untuk meranin, karakter-karakternya juga kuat dan dikembangkan cukup baik, terus juga gambar-gambarnya, angle-anglenya, propertinya, semuuua detilnya saya suka. Sangat teliti, dan keren!

Dan yang penting, itu semua gak dikompromikan sama logika dan pesan cerita yang mau disampaikan. Tetep ngalir dengan sempurna tanpa ada yang hilang.

You know what, in fact, I think this film is, so far, the best Indonesian film of the year :)

Film berdurasi 1 jam 42 menit ini bisa ditonton GRATIS di sini.

Selamat menyaksikan!

Popular Posts