Saturday, November 1, 2014

Review: Lifecare Taxi Blue Bird

Hai! Pagi ini saya mencoba layanan baru dari BlueBird, yaitu Lifecare Taxi. 

Lifecare Taxi adalah taksi berbentuk van yang dikhususkan bagi warga senior dan difabel, maupun yang memiliki keterbatasan fisik karena sakit. 

Yang spesial dari layanan ini adalah bangkunya yang bisa diturunkan keluar mobil dengan remote, sehingga memudahkan penumpang untuk naik. Tinggal duduk, dan kursi akan berputar dan naik dengan sendirinya kembali ke dalam mobil.

Saya mengetahui layanan Lifecare Taxi (LCT) ini dari bapak-bapak supir Blue Bird yang mengantar kami dua hari yang lalu, saat Ibu dan Bapak sama-sama kontrol ke Dharmais. Kami pesan dua taksi sedan biasa. Melihat Ibu dan Bapak yang sudah senior dan pakai kursi roda, kedua bapak supir menyarankan kami pesan LCT, yang sekaligus muat banyak orang. 

Saya memesan LCT via aplikasi ponsel. Kami pesan untuk besok jam 8 pagi. Ibu saya yang berusia 67 tahun akan kemoterapi di RS Dharmais. Selama ini kami menggunakan taksi sedan biasa, dan Ibu memang kurang nyaman dengan mobil sedan, sebab posisi bangkunya rendah dan sandarannya tidak bisa diatur mengikuti kondisi punggung beliau. Tiap naik sedan, Ibu selalu duduk agak maju dan punggungnya diganjal bantal atau tas. Jadi, Lifecare Taxi ini layak dicoba.

Dari hasil browsing tentang Lifecare Taxi Blue Bird, ternyata layanan ini sudah banyak tersedia di negara maju seperti Jepang. Awalnya juga gak terbayang seperti apa kursi yang bisa turun keluar mobil sendiri, tapi setelah lihat fotonya, jadi tambah excited! Apalagi layanan ini adalah salah satu CSR dari Blue Bird. Malah saya yang deg-degan sendiri ngebayangin besok mobil van biru muda bertuliskan Lifecare Taxi akan parkir di depan rumah, kesannya keren-keren gimanaaa gitu, ahaha! xD

Esok paginya, LCT sudah datang jam 7.30. Taksi nomor BS 510 ini sengaja datang setengah jam lebih awal. Biar gak macet. Pak supirnya super baiiikk dan ramah. Namanya Pak Miswan. Beliau menjelaskan dan menunjukkan kelebihan LCT, termasuk demo kursinya itu dong, hehehe. 


Pukul 7.45 kami pun berangkat. Ibu sangat nyaman bersandar di kursinya, alhamdulillah. Captain seat, dengan leg room yang lega. Kaki Ibu leluasa bergerak. Dalam hati, saya bersyukur banget Ibu gak perlu lagi capek punggungnya :'-) Alhamdulillah akhirnya ada solusinya :'-)


Armada LCT yang kami naiki adalah Nissan Serena. Selain kursi yang dimodifikasi, semuanya standar tanpa diubah. Ada LCD TV di atas kami, individual blower samping di masing-masing pintu, serta pegangan atas dan samping. Baris belakang muat tiga orang. Masih bisa plus kursi roda lagi di belakangnya. Kalau kursi rodanya dua, atau barangnya banyak, salah satu kursi belakang bisa dilipat untuk menambah ruang. Memang standar, tapi bagi warga senior, difabel, dan sakit, layanan taksi seperti ini sangat sangat membantu.

Kata Pak Miswan, ada seorang pelanggannya terlahir dengan keterbatasan fisik hingga kedua kakinya mengecil. Ia pakai kursi roda karena tak bisa menggerakkan kaki sama sekali. Hebatnya, ia tetap bekerja tiga kali seminggu dan rutin memakai LCT ke kantor. Wuah, salut!


Lifecare Taxi diresmikan medio September 2014. Sejauh ini, armada LCT baru ada 5 unit. Semua di pool pusat Blue Bird di Mampang, Jakarta Selatan. Untuk melayani lebih cepat, Lifecare Taxi juga ditempatkan di pangkalan-pangkalan Blue Bird di rumah sakit besar seperti RS Pondok Indah, RS Siloam Semanggi MRCCC, dan RS Dharmais.

Karena merupakan bagian dari CSR Blue Bird, Lifecare Taxi bertarif normal. Artinya, sama dengan tarif taksi Blue Bird sedan reguler. Buka pintu Rp7.000,- dan biaya tunggu Rp42.000,- per jam. Lifecare Taxi hanya bisa digunakan atas pesanan (by order) atau dari pangkalan rumah sakit di atas. Tidak bisa naik di jalan.

Sore saat kemoterapi Ibu selesai, saya kembali memesan LCT via ponsel. Tadinya untuk pukul 17.30. Namun, Ibu selesai lebih cepat, jadi saya menghubungi call centre Blue Bird untuk maju jadi jam 17.00. Saya langsung dikonfirmasi bahwa mobil telah berangkat dari Siloam Semanggi MRCCC. Dari GPS, mobil terlihat masih di area Senayan. Ibu memanfaatkan waktu untuk shalat.


Tak lama, LCT bernomor BS 509 telah menanti kami di lobby utama. Kali ini dengan Pak Suyanto. Beliau pun baik dan ramah, dan banyak punya kisah-kisah menarik. Kemacetan tol Gatot Subroto di Jumat sore itu hampir-hampir tak terasa karena kami ngobrol seru sepanjang jalan.

Saya merasa bersyukur bisa dua kali berturut-turut kebagian LCT anyar yang baru ada 5 unit se-Indonesia. Tapi, di sisi lain, saya merasa ada yang jauh lebih memerlukan mobil ini daripada kami. Mereka yang total gak bisa jalan, misalnya. Ibu pun setuju. Mobil ini cuma sedikit, jadi sepertinya Ibu akan tetap akan memakai taksi sedan reguler saja. Mungkin Bapak yang akan pakai LCT, karena pergerakan beliau lebih lambat, dan butuh ruang ekstra untuk kursi roda.

Jam 18.15 kami tiba di rumah. Alhamdulillah, perjalanan hari ini bener-bener nyaman dan menyenangkan! Puas banget! 

Kami menghargai sekali usaha Blue Bird dalam mempermudah aksesibilitas dan mobilitas warga senior, difabel dan keterbatasan fisik melalui Lifecare Taxi. Terasa banget manfaatnya. Semoga armadanya bisa diperbanyak sehingga bisa lebih luas melayani kebutuhan masyarakat. Amin! 

Semoga juga, langkah ini bisa bikin semangat Pemda DKI dan kendaraan umum lain dalam memperbanyak fasilitas bagi warga berketerbatasan fisik, sebab udah saatnya banget Jakarta jadi inklusif dan ramah kursi roda. Setuju? :)

Popular Posts