Tuesday, March 31, 2015

Review Asuransi Kanker

Dear temen-temen,

Terima kasih banyak ya sudah berkunjung ke sini :)

Saya hanya ingin memberitahu, bahwa, setelah mempelajari, kini saya mantap untuk mengumumkan bahwa saya TIDAK mengambil asuransi apapun.

Alasan paling utama: saya BOSAN. Bosan bikin perbandingan hanya untuk menemukan bahwa akhirnya semua sama saja. Semua cuma permainan. Nanti saya jelasin di bawah. Ketebak banget lah pokoknya.

Tadinya saya bahkan udah buat 2 review lagi. Yang satu ngebandingin tipe asuransi yang semua dibayar sesuai tagihan, dan yang kedua untuk tipe santunan/non-kartu. Hampir-hampir saya post.

Alasan kedua, saya MALAS keluarin uang segitu banyak. Mahal. Not worthy.

Alasan ketiga: ASURANSI ITU HARAM.

Tadinya saya juga gak percaya. Masa sih niat baik untuk berjaga-jaga dibilang haram? Tapi akhirnya, setelah
- semua ulama meyakinkan saya bahwa asuransi memang haram
- ngeliat sendiri, dan
- alhamdulillah ngalamin sendiri rasanya dikasih proteksi dan berkah yang..... Beyond words... Tanpa asuransi apapun...

Saya semakin yakin dan mantap.

Ini ringkasan kenapa asuransi haram. Gak hanya ulama Indonesia aja, lho, yang ngomong. Ulama luar juga. Semua sepakat haram.

Asuransi mengandung unsur:

  1. Judi
  2. Gharar / gak jelas
  3. Riba 
  4. Zhalim
  5. Batil


JUDI

Asuransi memiliki risiko (1) pembayaran atas sesuatu yang belum terjadi, (2) rugi tanpa alasan, dan (3) meraup untung tanpa usaha.

Dalam masa pertanggungan, kita bisa sakit, bisa juga nggak. Ini kan spekulasi banget. Dan salah satu pihak pasti ada yang rugi. Persis judi beneran.

Kalo kita sehat, kita rugi. Udah bayar premi banyak. Ini namanya risiko rugi tanpa alasan. Sebaliknya, kalo kita sakit, kita meraup laba gak pake kerja. Perusahaan asuransi yang rugi. Gak ada yang adil dua-duanya.

Jika kita sakit, perusahaan asuransi terkena risiko pembayaran. Makanya mereka akan berusaha sekuat-kuatnya supaya pembayaran klaim sulit, atau dikurang-kurangi jumlahnya, dengan berbagai syarat dan ketentuan, ya kan?

Ini semua sifat-sifat judi. Dan judi itu haram.


GHARAR

Artinya gak jelas. Satu, dari sisi waktu. Kapan terjadinya? Dua, kejadian yang diklaimkan. Derajat sakit/celakanya yang kayak apa? Ringan, parah, atau meninggal? Tiga, klaim yang didapat. Ini juga bergantung dari poin dua, karena tergantung kejadian. Kalo parah, ya lebih banyak daripada yang ringan.

Ketidakjelasan klaim juga tercermin dari jumlah manfaat klaim yang didapat nasabah seringkali tak sesuai dengan yang dijanjikan.

Transaksi dalam Islam itu harus jelas dan transparan semua. Barangnya, jumlahnya, kualitasnya, lokasinya, cara pembayarannya, pihak-pihaknya, ketentuannya, SEMUA harus jelas. Ada satu aja yang gak jelas, gak boleh.

Transaksi gak jelas (gharar) itu haram.


RIBA

Ini yang paling berat dosanya.

Ada 2 jenis riba. Pertama, riba fadhl. Barang ditukar dengan barang yang sama, tapi jumlahnya lebih banyak. Dalam hal asuransi, "barang" yang ditukar ini adalah uang. Riba jenis ini adalah uang yang DITERIMA NASABAH jika klaim yang didapat lebih besar dari seluruh premi yang dibayar.

Misal sudah dua tahun ikut dan bayar premi 6 juta. Pas kecelakaan, total tagihan rumah sakit dibayarkan 10 juta. Nah yang 4 juta itu riba.

Singkatnya, nuker duit pake duit. Pembeli (nasabah) membeli dengan uang (berbentuk premi), untuk mendapatkan uang yang lebih besar (berupa pembayaran klaim dari perusahaan asuransi).

Riba kedua adalah riba nasi'ah. Sebenernya riba nasi'ah ini secara historis artinya pembebanan bunga karena si peminjam telat bayar. Ini yang jelas disebutkan dalam Quran. Jadi intinya karena ada penundaan pembayaran. Nah, sama kayak di asuransi. Nasabah dikasih uangnya nanti, kan, kalo udah kejadian. Bukan langsung saat bayar premi. Delay waktu ini yang membuatnya jadi riba nasi'ah.

Selain itu, premi-premi asuransi pasti akan diputar untuk mendapatkan bunga. Ini dobel riba nasi'ah-nya.

Sekedar info. Riba yang paling ringan aja dosanya sama kayak (maaf saya juga gak suka tapi saya harus tulis karena setara hukumnya).... Ah ga jadi saya tulis deh... Tonton aja nih video singkat 6 menit yang cakep banget bikinnya. Dari situ kita akan tau, bahwa riba saja sudah cukup jadi alasan kuat.

Riba gak cuma di Islam doang. Di agama Kristen banyak, bahkan Hindu dan Buddha pun ada.


ZHALIM DAN BATHIL

Zhalim artinya gak adil, sewenang-wenang, salah. Batil artinya salah. (Yang bisa bahasa Arab mohon koreksi.)

Nguras duit secara 'pintar'. Banyak banget cara supaya uang kita keluar. Dan saat klaim, nasabah tak pernah bisa membela dirinya.

Betapa banyak kasus, kita pasti udah sering denger. Proses klaim sulit. Pas bisa klaim, jumlahnya gak sesuai. Mau ambil 'tabungan' gak bisa. Pas bisa, banyak dipotong. Apa-apaan sih ini?

Unit link, selama 5 tahun sebagian besar premi yang kita bayar akan menguap untuk biaya akuisisi, administrasi, dan pengelolaan investasi. Kita gak boleh ambil (padahal katanya nabung). Mesti sampai tahun tertentu. Dan kalo sudah mencapai tahun itu mau diambil, nanti kena biaya lagi.

Konvensional: premi hangus.

Penguapan premi demi beragam biaya dan main hangus-hangusan itu cara yang batil, lho. Rugi di nasabah. Gak boleh ambil uang pihak lain. Yang bener, di Islam itu semua pihak harus setara. Untung dibagi hasil, rugi juga ditanggung bareng.

Premi gak hangus? Memang ada, tapi mahalnya naujubila. Nguras duit lagi dong.

Lalu klaim gak sesuai. Teman saya di Dharmais udah jadi nasabah asuransi kesehatan XYZ selama 10 tahun lebih. Suatu hari dia klaim manfaat penyakit kritis kanker sebanyak 20 juta per bulan, sesuai polis. Ternyata, yang dikasih cuma 10 juta. Ini cidera akad namanya. Khianat.

Asuransi mobil, selalu ada biaya pembuatan klaim 300.000. Kalo klaim 5 juta, kita jadi cuma dikasih 4,7 juta. Lagi-lagi gak sesuai.

Terlalu banyak syarat, formula perhitungan yang rumit/sulit dipahami/nyusahin, tidak tepat janji, dan lagi-lagi memaksa kita untuk keluar duit terus tanpa bisa menuntut keadilan.

Sekedar info, makan harta (uang) orang lain dengan cara yang batil (jelek, gak adil) udah diwanti-wanti di An-Nisaa ayat 29.

Intinya, masih banyak hukum-hukum Islam lainnya yang dilanggar oleh asuransi (dan produk-produk finansial lain). Tapi, itu pun rasanya sudah lebih dari cukup.


* * *


Dari pengalaman saya, asuransi, kredit, saham-saham di usaha gak jelas/gak syariah, semua membuat kita jadi teruuus menerus berkutat sama angka. Seolah-olah rejeki cuma duit doang.

Asuransi bikin kita lupa sama afterlife (kalo gak boleh saya bilang "akhirat" karena terlalu religius). Saking mikirin yang di dunia, jadi lupa ntar kalo meninggal, kita mau jawab apa di dalam kubur. Yang sekarang aja gak yakin. Apalagi kalo ditambah ambil asuransi dan hutang kredit yang tenornya bertahun-tahun.

Yang di otak kita jadi cuma duit terus. Pusing mikir asuransi, cicilan, duit kurang, hutang sini tambal sana. Gak kelar-kelar.

Keluar deh dari semua itu. Keluar secepat mungkin. Sistem-sistem ini membuat kita makin terlilit hutang dan riba. Hati dan hidup jadi gak tenang.

Solusinya? Nabung aja biasa. Alokasikan dana khusus untuk kesehatan. Atau nabung emas batangan. Perbanyak sedekah. Tahan keinginan (=sesuatu yang, kalo kamu nggak punya, NGGAK akan bikin kamu mati atau sakit secara fisik.)  

Asuransi boleh, tapi yang kayak gini, mirip dagang biasa aja.

Dan inget, kita punya Allah.

Allah jauh lebih berkuasa daripada perusahaan keuangan. Dan mahabenar janji-Nya.

Saya tau ini kedengeran basi. Well, silakan. Tapi kalo tertantang untuk lebih berani, ikutin dan buktiin. Silakan liat sendiri sistem siapa yang basi.

1. Stop yang haram

  • Tutup asuransi. Ganti sama sedekah dan yakin Allah sebaik-baik Penjaga dan Pelindung. Rugi besar? Gak apa-apa. Anggap aja bersihin dari dosa riba. Jangan diterusin preminya. Lagian kebutuhan masih banyak.
  • Lunasi hutang dan cicilan. Jangan percaya hutang produktif. Hutang itu konsekuensinya besar dunia-akhirat. Lunasin. Ambil lagi harga diri kamu sebagai manusia bebas. Baca iniini dan ini video singkat untuk solusinya.
  • Tutup reksadana dan saham non-syariah. 
  • Stop following LambTur dan sejenisnya. Ini serius. Kamu mau timbangan dosa kamu nambah di hari kiamat gara-gara orang-orang yang ga ada hubungannya sama kamu? Unfollow sekarang. Jangan mau makan bangkai

2. Perbanyak hal-hal baik

  • Azan langsung wudhu dan shalat. Langsung! Laki ke masjid. Jangan tunda. Kamu udah dipanggil ama Dzat yang megang nyawa kamu.
  • Perbanyak doa. Minta sama Yang Maha Mendengar dan Mengabulkan Doa.
  • Perbanyak sedekah. Di waktu lapang maupun sempit. Percayalah semua diganti berkali-kali lipat. Dan gak hanya dalam bentuk uang. Tapi jauh lebih besar daripada itu. Kesehatan, ketenangan hati, dikasih jodoh yang saling nyokong dalam iman, keluarga rukun dan tenteram, anak-anak nurut gampang diatur salih-salihah, ... Ingatlah bahwa banyak rizki yang tidak kita sadari. Tangan masih bisa ngetik di keyboard? Mata masih bisa melihat? Apakah itu bukan rejeki? Mau dikasih 1 miliar tapi jempol kamu dipotong dua-duanya? 
  • Berbaktilah yang sebaik-baiknya, sebagus-bagusnya pada kedua orangtua. Mereka pintu-pintu surga. Dan pintu rejeki kita. Siap secepatnya saat orang tua manggil nama kita. Layani layaknya abdi ngelayanin raja. Lower your wings of mercy unto them, lingkupilah orangtua dengan perlindungan dan kasih sayang sebagaimana induk burung melebarkan sayapnya untuk melindungi anak-anak mereka. Lembutkan ucapan. Sabar. Jangan malas. Percaya sama saya. Gak akan terasa nyesel sampe kita ngeliat mereka pake kain kafan. 
  • Silaturahmi. Siapa ingin rejeki diperluas, sambunglah tali silaturahmi, sering denger hadits itu, kan? Dan itu amat amat benar. Sering-sering ketemu orang-orang yang kita tau akan nunjukin kita ke jalan Allah. Yang baik-baik. Yang taat-taat. Tinggalin dulu temen yang hobi gosip dan boros di mall. Inget, kamu maunya dapet pahala dan rejeki. Bukan dosa.
  • Bersyukur. Nanti Allah akan cukupin. Yakin.


Satu lagi yang penting. Baca Quran, satu ayat aja sehari. Gak usah satu juz, tapi SATU AYAT aja. Target cukup segini aja. Mau jadi overachiever? Silakan banget! (Emang itu tujuannya, makanya target 1 ayat aja. Secara psikologis, melampaui target akan membuat kita makin bersemangat, kan!)

Baca hadits, satu aja sehari. Kita akan dapet ide-ide untuk menjadi muslim yang lebih baik. Ini salah satu app Android favorit saya.


* * *


Temen-temen, sebagai penutup, saya bukan orang suci. Saya masih banyak dosa. Dan juga masih belajar. Seringkali saya ngerasa malu sama Allah. Udah dikasih banyak banget, padahal masih gini-gini aja.

Semua saya tulis berdasarkan pengalaman. Bahwa janji Allah itu benar. Saya sayang sama temen-temen.

Sebagai sesama muslim, saya ingin temen-temen bisa merasakan dan mengalami sendiri indah dan nikmatnya berada dalam lindungan Allah. Pasti bisa.

Jangan takut. Yakin Allah sayang sama hamba-Nya yang nurut. Yakin bahwa ketenangan hati itu hanya bisa didapat dengan mengingat Allah.

Biarlah postingan asuransi ini tetap terpampang di sini. Supaya yang baca tau bahwa sistem kayak gini udah saya tinggalkan. Dan bahwa hitungan Allah JAUH LEBIH PASTI KEBENARANNYA dan JAUH LEBIH BERLIMPAH.

Terima kasih, temen-temen. Saya selalu mendoakan kebaikan di dunia dan di akhirat untuk temen-temen semua yang udah baca. Aamiin.

Doakan juga ya supaya timbangan dosa saya karena pernah menulis review asuransi ini dihapuskan oleh Allah Ghafururrahiim. Statistiknya sudah hampir 17.000, ditambah postingan lain 21.000. Sungguh angka yang... :'(  Saya gak sanggup mempertanggungjawabkan dosa 38.000 orang di hari kiamat :'(

Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa-illam taghfir lanaa watarhamnaa lanakuunanna min alkhaasiriin.

Terima kasih banyak, ya, temen-temen. Saya sedih sekali. Abis ini saya mau shalat dulu biar ilangan dikit :'(

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu.

Jakarta, 2 April 2017




== UPDATE TAMBAHAN ==



SEPOTONG FAKTA

Beberapa hari lalu saya membaca artikel ulama luar tentang asuransi dalam islam. Tak sengaja saya melihat tulisan di kolom komentar: "Insurance is part of the Dajjal system and is a way to make money on people's fears." Ini mengejutkan banget. Kenapa saya gak pernah kepikiran?

Teman yang pernah ikut seminar Pak TD*, motivator marketing nasional, memberitahu saya bahwa beliau pun mengajarkan, motivator pembeli yang paling efektif adalah rasa takut. Saya jadi ingat. Tahun 2008 saya pernah meriset secara lokal tentang rasa takut ini. Istilahnya fear appeal. Hasilnya, rasa takut merupakan faktor penentu utama sikap (dan tindakan) kita terhadap sesuatu. Konsisten dengan riset-riset sebelumnya.

Dan teori fear appeal terus terbukti sampai saat ini. Artikel ilmiah "Appealing to Fear: A Meta-Analysis of Fear Appeal Effectiveness and Theories" bulan Oktober 2015 di kolom berita American Psychological Association (APA) menunjukkan, hingga kini rasa takut tetap efektif.



"Making money on people's fear" membuat saya penasaran mencari daftar perusahaan asuransi terkaya di dunia. Ini hasilnya dari Wikipedia (dari Forbes Global 2000).



Berkshire Hathaway 210.8 miliar dolar AS. Ada yang tau itu berapa rupiah?


Rp2.808.699.200.000.000, atau DUA RIBU DELAPAN RATUS DELAPAN TRILIUN enam ratus sembilan puluh sembilan miliar dua ratus juta rupiah. Berkshire Hathaway bermarkas di Amerika Serikat. Konglomerasi ini juga selalu ada dalam daftar 10 perusahaan terbesar asuransi di sana.

Berikutnya, AXA 147.5 miliar dolar AS. Mau dihitung rupiahnya?


Rp1,964,995,000,000,000, atau SERIBU SEMBILAN RATUS ENAM PULUH EMPAT TRILIUN sembilan ratus sembilan puluh lima miliar rupiah.

Mungkin ada yang tau APBN kita berapa?



Bahkan pendapatan negara kita aja kalah :')

Keliatan kan, siapa yang untung. Jelas bukan kita para nasabah lah ya :')  Duit kita segini-gini aja kok :')

Mau liat yang di Indonesia? Silakan baca publikasi dari KPMG Indonesia berikut.


Analisisnya gak main-main. Yang nulis orang pinter semua. Klik DI SINI untuk download dan liat sendiri angka-angkanya.

Belum tau KPMG? Itu salah satu dari the Big Four auditor terbesar di dunia, selain Deloitte, EY, dan PwC.

Baiklah, sudah cukup tentang making money on people's fear.

Tinggal kita renungkan lebih dalam. Saya berdoa semoga Allah senantiasa ngebimbing kita semua ke jalan-Nya. Aamiin.











=========================================================
POSTINGAN LAMA MULAI DI BAWAH INI.
INI SISTEM YANG SUDAH SAYA TINGGALKAN.
==========================================================




Ada di antara kamu yang punya riwayat kanker?
Berhubung saya punya riwayat kanker di keluarga, saya penasaran nyari asuransi yang khusus kanker.
Jenis asuransi seperti ini memberi manfaat santunan jika kita terdiagnosis positif kanker. 
Pinginnya sih nyari asuransi kanker yang berdiri sendiri (standalone). Gak digabung sama asuransi lain (jiwa, kesehatan, kecelakaan, dll). Kalo yang digabung-gabung itu biasanya berupa rider (tambahan) untuk critical illness, dan mahal, karena manfaatnya lebih sedikit. 
Sejauh pencarian saya, ada 2 tipe asuransi kanker yang standalone.
Ada yang memberi manfaat untuk semua jenis kanker, misalnya:
1.  Cigna Complete Cancer Protection
2.  Simas Cancer
Ada pula yang khusus perempuan, dan hanya meng-cover kanker payudara dan kanker rahim. (Hanya 2 jenis kanker ini saja yang dicover. Kanker lainnya tidak.) Contohnya:
1.  ACA Wellwoman
2.  SMiLe Ladies MSIG
Seperti biasa, ini review di atas kertas ya. Jadi hanya dari besaran premi vs manfaat. Kalo soal layanan belom bisa. Soalnya, saya mesti kena kanker dulu dong :) Justru saya berharap ada yang berbaik hati nge-share pengalamannya di sini :D
Okay berikut sekilas masing-masing produknya yah.
1.  Cigna Complete Cancer Protection
Asuransi ini meng-cover SEMUA jenis kanker.
Laman resminya di sini.
Ada 3 jenis plan, langsung liat yang tertinggi aja yah. Soalnya kecil-kecil semua nilainya. 
Plan III
- Santunan diagnosis kanker stadium awal - Rp30.000.000
- Santunan diagnosis kanker stadium lanjut - Rp20.000.000
- Santunan perawatan rumah sakit karena kanker (selama 300 hari) - Rp200.000
- Santunan penyembuhan jika terdiagnosis kanker stadium lanjut (selama 12 bln) - Rp2.000.000
- Santunan meninggal dunia karena penyakit dan/atau kecelakaan - Rp50.000.000
- Layanan konsultasi opini media kedua - Tersedia
Premi tahunannya Rp1.115.064.
Kalo mau bulanan, preminya Rp103.255 (total setahun Rp1.239.060. Beda Rp124ribu).
Kesan saya: Mahal amat. Benefitnya juga sedikit. Tiga puluh juta mah sehari juga bisa abis. 
2.  Simas Cancer
Asuransi ini menjanjikan santunan hingga satu miliar rupiah begitu pemegang polis terdiagnosis kanker. 
Laman resminya di sini.
Okay, menarik juga nih 1M.
Ada juga santunan meninggal dunia karena kecelakaan sebesar Rp25.000.000, dan No Claim Bonus hingga 50% dari Total Premi yang dibayar jika tidak ada klaim selama 5 tahun berturut-turut.
Tapi, pas baca review ini kok jadi males ya.
Pengecualiannya banyak banget. Antara lain yang TIDAK dicover:
- Kanker payudara bila tak menembus membran di bawahnya
- Kanker rahim hingga grade V
- Kanker kulit hingga level 3
- Kanker prostat bila masih T1a atau T1b
- Kanker tiroid bila masih T1N0M0 atau diameter kurang dari 1 cm
- Kanker kandung kemih jenis Papillary Micro Carcinoma
- Leukemia non Lymphocytic Chronic di bawah level 3
- Kanker karena AIDS
Padahal itu kanker yang umum banget di Indonesia. Kalo dikecualikan, ngapain juga. Agak aneh sih.
Lagian, kalo baru bisa diambil pas stadiumnya udah lanjut, itu mah keburu duit si penderita udah abis deh.  -__-
Okeh, dua itu tadi asuransi yang mengcover semua jenis kanker.
Sekarang giliran asuransi kanker khusus perempuan.
1.  ACA Wellwoman
Jika kamu berusia 18-40 tahun, kamu hanya perlu bayar Rp513.600 setahun untuk bisa menerima manfaat Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) jika terdiagnosis kanker pada:
- Satu atau kedua payudara
- Satu atau kedua saluran tuba falopi
- Satu atau kedua ovarium
- Leher rahim (Serviks)
- Uterus
- Vagina
- Vulva
Jika kamu berusia 41-55 premi tahunannya sebesar Rp1.944.000,- dan jika berusia 56-64 premi tahunannya Rp2.347.500,- untuk mendapat manfaat yang sama.
Laman resminya di sini.
Saya belom liat isi polis dan pengecualiannya sih. Kalo gak ada pengecualian atau batasan stadium kanker kayak Simas, oke juga nih. Bisa dijadiin pilihan. Premi murah, tapi manfaat gede. Apalagi kalo kamu ada riwayat keluarga yang kena kanker payudara atau kanker rahim. 
Kalo di brosurnya sih pengecualiannya tampak wajar-aja. Gak ada tanda-tanda pengecualian bagi kanker stadium awal kayak di Simas Cancer. Artinya kanker payudara dan kanker rahim di stadium apapun bisa dicover.
Pengecualian cuma untuk:
- pra-sel kanker atau tumor yang belum terdiagnosis kanker, tetapi bisa berkembang menjadi kanker (misal trombocythaemia atau polycythaemia rubra vera) atau carcinoma in situ di daerah mana pun selain payudara;
- sudah pernah terdiagnosis kanker payudara atau rahim sebelumnya (pre-existing).
2.  SMiLe Ladies MSIG
Ada 3 plan: Ruby, Silver, dan Diamond, dengan pertanggungan hingga umur 80 tahun.
Laman resminya di sini.
Pas buka websitenya, keterangannya abstrak banget. Terlalu general, jadi kurang jelas membedakan plan satu dengan yang lain. 
Tadinya pingin telfon marketingnya untuk tanya-tanya lebih lanjut. Tapi, begitu liat tulisan "top-up", "investasi", saya gak jadi nanya jadi deh.
Soalnya, itu artinya asuransi ini jenisnya unit link, yang dijadiin satu sama investasi.
Hmm. Thanks, but no thanks :)  Kayaknya udah pasti mahal dan benefitnya sedikit :)
UPDATE : Saya baru nemu nih spek lengkap premi dan manfaat masing-masing plan di sini.
Dan bener aja. Mahal banget.
Misal saya ambil plan Diamond. Saya akan dapet SmileLink, SmileLadiesInsurance, dan SmileMedical.
SmileLink berupa santunan saat terdiagnosis kanker payudara dan kanker rahim. Jumlahnya sebesar Rp100.000.000.
SmileLadiesInsurance berupa santunan meninggal dunia akibat kanker. Jumlahnya sebesar Rp100.000.000.
SmileMedical mengcover perawatan di rumah sakit jika terkena kedua kanker tersebut. Jika saya ambil Paket C dengan harga kamar Rp600.000, saya akan dapat:
- Kamar 600rb/hari selama 360 hari
- ICU 1jt/hari maks 60 hari
- Biaya aneka perawatan (lab dll), bedah, dokter, dokter spesialis semua sesuai tagihan. Okay good.
Eh... Tapiii masa yaaa
- Maksimal klaim per kejadian cuma Rp150jt, dan
- Maksimal klaim per tahun cuma Rp300jt
Sama aja cuma boleh 2x klaim dong setahun.
Emangnya biaya perawatan kanker payudara dan kanker rahim cukup kalo cuma Rp150jt? Kalo Rp300jt mungkin bisa. Itu juga cuma untuk sekali rangkaian ya.
Preminya, seperti bisa ditebak, mahal banget akibat embel-embel investasi. Untuk plan ini, saya harus bayar Rp600.000 per bulan. Alias Rp7.200.000 setahun.
Kalo saya harus bayar 10 tahun itu juga udah mendekati nilai manfaatnya, kan? Ngapain?
Hadeeehh. Gak ah.
KEPUTUSANNYA :
ACA Wellwoman
Premi aujubile mure dengan manfaat yang jauuuh ngelebihin pesaingnya yang lain. Cuma 500an ribu setahun, tapi santunan 100 juta.
Pengecualian juga wajar. Cukup fair lah.
Yaaak jadi itulah kesimpulannya ya untuk asuransi kanker-kankeran khusus perempuan :D
Sekali lagi, ini baru perbandingan premi dan manfaat di atas kertas. Belum dari sisi layanan ya.
Semoga membantu :D

Friday, March 27, 2015

Kualitas Gizi Ibu dan Anak di Indonesia

Bangsa apa yang tubuhnya paling tinggi?

Apa? Jerapah? Haha, nice try. Tapi maksud saya adalah "orang". Manusia  :D

Jawabannya adalaaah... Bangsa Belanda.

Yap. Orang-orang Belanda memang punya tinggi badan lebih di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Rata-rata tinggi mereka sekitar 184 cm.

Tapi, tahukah kamu bahwa dulu mereka tingginya juga sama kayak kita-kita pribumi ini? Sekitar 163-an! Standar banget, kan?

Trus, kenapa mereka sekarang jadi tinggi-tinggi gitu? Well, tidak lain tidak bukan, karena kualitas makanan dan gizi yang meningkat.

Begitu kata Dr. Martine Alles, Direktur Developmental Physiology and Nutrition dari Danone Nutricia Early Life Nutrition yang juga berasal dari Belanda.

Fakta menarik ini diungkap beliau pada bincang-bincang gizi Nutritalk bertema "Sinergi Pengetahuan Lokal dan Keahlian Global bagi Perbaikan Gizi Anak Bangsa" bersama Nutrisi Untuk Bangsa di Jakarta, Jumat, 20 Maret 2015.

Selain Dr. Alles, talkshow ini juga mengundang Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, Guru Besar Tetap Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor sebagai narasumber utamanya.

Acara ini kayak ngegabungin ahli gizi Belanda sama ahli gizi Indonesia untuk sharing pengalaman di negara masing-masing. Dari situ, kita bisa ambil hal positif yang bisa diterapkan untuk gizi dan kesehatan anak di Indonesia.

Dua-duanya pinter-pinter banget! Buanyak banget ilmu yang saya dapet dari talkshow ini.

Oke, satu-satu ya saya ceritain :D

Lanjutin yang dari Dr. Alles dulu ya tentang Belanda-Belanda-an.

Selain kualitas gizi yang baik, tinggi badan anak-anak di Belanda naik karena tingkat kebersihan (higienitas) yang membaik dan makin kecilnya keluarga.

Belanda juga mencatat peningkatan berat badan pada bayi-bayi baru lahir sebanyak 300 gram. Buat bayi, ini berarti banget, lho. Ini bisa sepersepuluh berat badan mereka. (Ibaratnya 5 kg buat kamu yang beratnya 50 kg. Gede, kan? Kamu bisa naek jadi 55 kg.) Kenaikan ini berpengaruh besar pada perkembangannya nanti saat remaja dan dewasa.

Gak cuma tinggi badan, masalah gizi juga merembet ke hal-hal serem lain. Eropa dan Amerika Serikat pernah dilanda riketsia di tahun 1800-an. Ini adalah kelainan berupa pelunakan dan pelemahan tulang pada anak. Penyebabnya: jam kerja yang panjang dan polusi udara yang membuat mereka kekurangan sinar matahari.

Makanya dulu mereka dikasih minyak hati ikan kod (kayak Sc*tt's emulsion) dan disuruh masuk kamp liburan biar pada kejemur sinar matahari. Mentega juga difortifikasi (ditambahin) zat vitamin D.

Yang serem, saat ini riketsia lagi nanjak lagi di Eropa, sebab anak-anak cenderung di dalam rumah terus. Jarang main keluar, jadinya jarang kena sinar matahari.

Bagaimana dengan Indonesia?

Sedih.

Kalo di Belanda orang pada tinggi-tinggi, Prof. Hardin mengatakan bahwa jumlah balita stunting (gagal tumbuh alias kuntet) akibat kekurangan gizi di Indonesia mencapai 37,2% atau 8,8 juta anak.

Sebanyak 42,8% anak-anak di desa dan 34,9% anak-anak di perkotaan yang berumur 2 sd 4 tahun juga mengalami kekurangan vitamin D.

Dan sayangnya, pertumbuhan ekonomi tak berjalan seiring dengan peningkatan kualitas gizi.

Untuk itu, Prof. Hardin menyarankan ibu yang tengah hamil, menyusui, maupun calon ibu hamil untuk memenuhi keseimbangan gizi demi bayi yang dilahirkan kelak. Begitu juga para ibu yang memiliki balita.

Pemenuhan gizi harus fokus pada zat gizi yang masih defisiensi, seperti protein, asam lemak esensial, zat besi, kalsium, yodium, zink, vitamin A, vitamin D, dan asam folat.


Takeaway Messages

Prof. Hardin:

1.  Kita harus memutus lingkaran setan kekurangan gizi.

- Bayi kurang gizi lahir dari ibu-ibu kurang gizi.
- Bayi-bayi ini lahir dengan berat badan rendah, yang mempengaruhi perkembangan mentalnya.
- Mereka tumbuh menjadi remaja yang terbelakang mental, dan ketika dewasa menjadi orangtua terbelakang yang sulit memperhatikan gizi anak-anaknya.
- Mereka pun, akhirnya, melahirkan bayi-bayi yang kurang gizi.

2.  Upaya perbaikan gizi bisa dilakukan melalui (1) perbaikan konsumsi pangan hewani dan buah-buahan; (2) suplemen gizi; (3) penanganan gizi buruk; (4) pendidikan gizi keluarga terutama ibu dan anak; serta (5) pemberdayaan ekonomi, keluarga, dan perempuan.

3.  Untuk mengatasi kekurangan vitamin D dan menghindari riketsia, Prof. Hardin menyarankan anak-anak 'dijemur' selama 20 menit antara jam 9 pagi hingga jam 1 siang. Selain itu, anak harus didorong untuk bergerak aktif di luar ruang. Jangan cuma diem di rumah aja. Aktif!

Dr. Alles:

3.  Periode 1.000 hari pertama kehidupan amat penting bagi pertumbuhan anak. Pada masa inilah semuanya berkembang pesat. Fisik, massa otak, kemampuan kognitif (berpikir), tulang, imunitas (kekebalan), sistem pencernaan, dan organ-organ metabolisme semua tumbuh dengan cepat.

Pada masa ini, bayi akan mencapai:

  • 2x tinggi badannya
  • 5x berat badannya, dan
  • 1 kg massa otaknya

Makanya, kualitas pertumbuhan di periode ini punya pengaruh besar pada kualitas kesehatannya di masa depan.

4.  Peningkatan gizi di Indonesia harus disesuaikan dengan pola makan, preferensi pangan, dan ketersediaan pangan lokal. 

* * *

Talkshow hari ini bener-bener nyadarin lagi bahwa banyak banget anak-anak Indonesia yang mengalami malnutrisi. Sepulang dari acara, saya terinspirasi untuk browsing-browsing tentang isu-isu gizi di Indonesia. Dan benar kata Prof. Hardin. Miris banget.

Dari Global Nutrition Report 2014, Indonesia merupakan satu dari 17 negara di dunia yang masih punya isu stunting (gagal tumbuh alias kuntet), wasting (kurus), dan overweight (kelebihan berat badan) pada balita.

Cuma 17 negara yang punya 3 masalah itu. Rekan senasib kita adalah Albania, Azerbaijan, Benin, Bhutan, Botswana, Komoro, Djibouti, Mesir, Iraq, Libya, Mozambik, Papua Nugini, Sao Tome & Principe, Sierra Leone, Republik Arab Syria, dan Zambia. Padahal, ekonomi kita gak separah mereka, kan? Yah, tapi begini lah kenyataannya :'(

Dari total balita di Indonesia, stunting mencapai 37% (8,9 juta anak). Wasting mencapai 14% (3,3 jt), dan overweight 12% (2,8 jt). Khusus stunting, ternyata angkanya semakin naik. Sedih banget.

Kalo Belanda butuh hampir 200 tahun untuk mencapai pertumbuhan tinggi badan 20 cm, dan Eropa dan Amerika pernah kena riketsia, semoga kita di Indonesia bisa belajar dari pengalaman mereka dan memanfaatkan sumber-sumber kekayaan gizi pangan lokal. Biar gak sampe selama itu prosesnya.

Demi peningkatan gizi dan kualitas generasi bangsa. Secepatnya :)

TipCoba search hashtag #Nutritalk di twitter untuk info-info menarik lainnya di talkshow ini :D

Wednesday, March 25, 2015

Pengalaman Gak Enak di Rumah Sakit

Pernah ngalamin kejadian gak enak di rumah sakit?

Saya pernah. Beberapa kali malah.

Bulan Desember 2005, tiba-tiba saya jatuh sakit. Hb darah turun drastis jadi cuma 6 (dari normalnya 12-14). Saya lemes banget sampe gak bisa berdiri, gak bisa makan. Saya tau, saya anemia lagi.

Saya pun dirawat di sebuah RS swasta di Jakarta Selatan.

Di situ saya terdiagnosis anemia. Anehnya, saya disuruh operasi usus buntu. Lah? Udah gitu, dokternya nulis diagnosis bahwa saya sepsis (keracunan darah karena udah parah banget). Cuma gara-gara napas lebih cepet. Wah-wah. Emang gak tau ya kalo anemia bisa bikin napas cepet?

Ini parah banget, lho. Kesalahan diagnosis itu... Gini. Kalo ngerumusin problemnya aja salah, gimana mau benerin? Pasti ke belakang-belakangnya bakalan salah juga. Dan kayak gini bisa banget kalo mau dituntut.

Dokternya pun gak komunikatif. Cuma visit-visit doang. Gak ngejelasin apa-apa. Paling cuma bilang 'selamat pagi, selamat malam.' Ngaco bener. Aneh. Semua dokter di sana kayak gitu style-nya.

Karena saya masih lemes, jadi keluarga mutusin tetap dirawat dulu aja. Belom pulang dulu. Saya sempet dironsen macem-macem, sampe dironsen usus buntu. Tiap visit, dokternya pun ngujuk-ngujukin untuk operasi. Pake ngancem bakal nyebar ke rahim segala macem. Padahal, saya sakit perut kanan bawah aja nggak, bengkak nggak, pokoknya gak kenapa-kenapa deh usus buntu saya. Untungnya, Ibu saya pinter. Gak boleh anaknya diapa-apain. Gak boleh dioperasi. Alhamdulillah. (Lagian gak ada hubungannya anemia sama usus buntu, bos!)

Setelah 2 minggu dirawat, akhirnya saya pulang. Cuma dikasih Sang*bion doang. Ha! Semprul. Sejak itu saya jadi gak respek banget sama RS itu. Tapi Bapak dan Ibu tetap kontrol rutin di sana, karena mereka terima Askes PNS.

Itu pengalaman pertama. Ada lagi pengalaman kedua. Di RS itu juga.

Tahun 2011, sepulang S2, giliran Ibu yang dirawat di sana. Ibu didiagnosis positif kanker plasma darah alias multiple myeloma (MM). Di satu sisi, saya bersyukur diagnosisnya bener, dan penyakitnya cepat ditemukan. Sayangnya, dokternya bener-bener gak komunikatif dan gak ngehargain pasien sama sekali. Dianggepnya kami pasien bodoh. Boro-boro dilibatin. Ditanya aja gak jawab!

Pas nanya, saya dicuekin. Saya ditinggal pergi. Ditinggal. Pergi. Sang dokter berjalan memunggungi saya, setelah sebelumnya dia bilang kayak gini:

"Kamu kuliah jurusan apa? Kedokteran?"
...

Mungkin beliau kira saya gak tau kanker itu apa. Mungkin beliau pikir percuma menjelaskan ke orang bodoh yang gak sekolah. Hmm. Sayang, dia gak tau saya bisa baca artikel jurnal ilmiah kedokteran. Saya ngerti metodologi penelitian dan interpretasi hasil riset. Bahkan, saya bisa dapet akses jurnal-jurnal yang bahkan dia belom tentu bisa dapetin. (Yaitu dari Kaskus, hahahahahaa!! Dia pasti gak tau karena dia bukan kaskuser, gan! x)))

Terlepas apakah seseorang ngerti jurnal ilmiah atau nggak, intinya, pasien dan keluarga pasien BERHAK MENDAPATKAN PENJELASAN tentang kondisi kesehatannya, dan rencana treatment ke depan. Itu sudah kewajiban dokter.

Begitu lah. Intinya, kami dipandang seperempat mata. Udah bukan sebelah mata lagi.

Pas akhirnya keluarga dikumpulin untuk ngasih tau diagnosis Ibu kena MM, dokter lain (yang ngejelasin tapi masih satu tim sama dokter kepala yg tadi) sama sekali gak jawab pertanyaan tentang penyakitnya.

Kami tanya, misalnya, udah stage berapa, penyebabnya apa, rencana treatment gimana, semua gak dijawab. Yang ada tuh dokter gelagapan. (Aha! Kenapa? Gak nyangka ya keluarga pasiennya pinter-pinter?) Dan keliatan banget berusaha menghindar. Padahal jawab aja kayak, 'Untuk tau stage berapa, kita mesti cek lab ABC lagi untuk pastiin,' gitu kan bisa.

Trus, dia juga minta sekeluarga besar merahasiakan dan gak ngasih tau Ibu. Lah??? Mungkin biar Ibu gak stres ya, tapi yah, soriii banget, keluarga kita bukan tipe yang suka ngumpetin dan denial kayak gitu.

Satu. Mana ada sih orang yang suka diboongin. Apalagi informasi sepenting ini dalam hidupnya. Orang yang paling berhak tahu informasi kesehatan pasien tuh ya justru si pasien itu sendiri. Ya, kan? Dia yang sakit, dia yang akan jalanin treatment, dan dia pula yang paling merasakan semuanya.

Dua. Menyembunyikan fakta sebesar ini tuh beban berat, lho. Emang dikira keluarga gak bakal kebebanan kalo si pasien nanya, 'Aku ini sebenernya sakit apa'?

Fyuhhh (hela napas panjang).

Akhirnya kita pindah ke Dharmais. Pertimbangannya, di sana pusat kanker nasional. Semua riset dan dokter spesialis berpusat di sana. Kalo ada update apa-apa di dunia per-kanker-an, mereka yang paling pertama tau. Dan banyak juga penyandang kanker lain yang sama-sama berobat, jadi ada temennya :D Bisa saling support dan menguatkan :D

Sampe sekarang alhamdulillah cocok sama dokternya dan treatment-nya :)

Pas pertama kali konsul ke situ, saya konsul berdua sama kakak. Ibu belum saya bawa. Dokternya langsung nunjukin saya resource materials untuk dibaca-baca pake iPad-nya (waktu itu iPad masih jaman banget xD), dan kita diskusi soal treatment-treatment terkini untuk multiple myeloma. Intinya dia terbuka banget dan mau sharing soal ilmu :D  Dia juga suka kasih saran untuk simpen record sendiri dan dibikin grafik hahaha! Mungkin dia ngeliat saya rajin nyatet ya. (Yap. Harus. Saya harus punya catatan medis sendiri.) Saya pun sekarang konsul ke dia karena masalah saya dan ibu sama: darah. Namanya dr. Nugroho Prayogo.

Yah, begitulah pengalaman saya disemena-menain sama rumah sakit. Disuruh operasi yang gak perlu, gak dipandang, dan intinya dijadiin obyek duit aja deh. Untung alhamdulillah saya punya Ibu yang melek kesehatan dan pinter meski beliau hanya tamatan SMA :)  Thanks, Mum. Dan alhamdulillah sekarang udah sama dokter dan RS yang cocok :)

Kalo kalian ada yang mengalami ketidakjelasan atas pelayanan medis, segera minta kejelasannya. Kalo emang udah gak tertahankan gak cocoknya, pindah aja. Atau minta second opinion ke dokter di RS lain. InsyaAllah masih banyak dokter dan rumah sakit yang baik di negeri ini. Dan semoga kita semua sehat-sehat selalu. Aamiiin :)

Friday, March 20, 2015

Cicilan Kredit Tanpa Agunan (KTA) dari Bank

Kemarin sore pas lagi di ATM, saya ngeliat brosur pinjaman KTA sebuah bank. Iseng-iseng, saya ambil aja. Emang sering kan ya brosur-brosur gitu ditaruh situ sama marketingnya, cuma saya gak pernah ambil. Sekali-kali iseng ah pingin liat.

Di dalem brosurnya ada tabel angsuran. Ada jumlah pinjaman, dan jumlah cicilan tiap bulan selama 1-5 tahun. Kita yang pilih berapa lama.

KTA alias Kredit Tanpa Agunan artinya kita bisa pinjam uang ke bank tanpa menyerahkan jaminan apapun (rumah, kendaraan). Cuma, kata orang bunganya mahal.

Penasaran pingin tahu, saya coba menghitung kalau mau pinjam, let’s say 50 juta.

Di brosur ini tipe peminjam dibagi 3 berdasarkan perusahaan/kantor yang:

  1. Sudah bekerjasama dengan bank,
  2. Pembayaran gaji karyawannya melalui bank, dan
  3. Bukan keduanya. (Kayaknya ini nih yang paling mahal.)

Okay. Kategori pertama. Kalo pinjam 50 juta dan kantor saya sudah kerjasama dengan bank, ini cicilan per bulannya:

Bln
12
24
36
48
60
Cicilan
4,601,865
2,514,362
1,826,487
1,488,418
1,290,159
Total
55,222,380
60,344,688
65,753,532
71,444,064
77,409,540
Bunga
10%
21%
32%
43%
55%

Hah! Gilaaaa! Udah kerjasama dan pake rate paling murah aja segini. Gimana yang gak kerjasama??!! Masa ngutang 50 tapi total bayar hampir 80??!!

Ha! Biar gak penasaran, saya ngitung lagi kalo buat yang kategori 2. Kategori karyawan payroll (yang langsung potong gaji, karena gajinya melalui bank itu).

Bln
12
24
36
48
60
Cicilan
4,655,689
2,514,362
1,826,487
1,488,418
1,290,159
Total
55,868,268
60,344,688
65,753,532
71,444,064
77,409,540
Bunga
12%
21%
32%
43%
55%

Lah sama yak. Yang bedain cuma kalo nyicil setahun, golongan ini bayarnya lebih mahal dari yang pertama. Lain-lainnya sama.

Sekarang yang ketiga. Golongan orang bukan mana-mana ;D

Bln
12
24
36
48
60
Cicilan
4,880,507
3,489,764
2,802,079
2,395,523
2,129,431
Total
58,566,084
83,754,336
100,874,844
114,985,104
127,765,860
Bunga
17%
68%
102%
130%
156%

BUSEEEEEEETTTT DAAHH!!!!

Nyekek leheeeerrrr!!! *Napas tersengal-sengal*

Gila gila gilaaaa!!!

Masa balikin hampir 130 juta?!! Itu mah hampir 3x lipetnyaaa!! Minjem setahun sama dua tahun bedanya jauh banget. Dua tahun ke 3 tahun kayak berlipat-lipat lagi.

Hadeeeh.. udah deh, saya udah gak bisa berkata apa-apa lagi. Mahal bangeeettt T_T

Semoga kita semua selalu dikasih kecukupan sama Allahswt. Aamiiin.

Saya gak nge-judge orang-orang yang pinjem uang. Ini saya murni cuman penasaran aja pingin ngitung gara-gara dapet brosur gratis di ATM. Masalah pinjem atau nggak, itu terserah. Masing-masing orang pasti punya pertimbangan sendiri kenapa mutusin ngambil. Jadi, sekali lagi, saya gak nge-judge para peminjam, ya :)  Dan saya yakin mereka juga udah tau konsekuensi pembayaran yang seperti ini.

Okay yang itu udah clear ya :)

Trus lanjut. Kalo di bank lain, saya belom tau gimana. Ini kan baru satu bank aja. Jadi belom bisa banding-bandingin. Tapi, jujur saya udah males. Nyesek banget.

Tapi saya masih penasaran mau tanya-tanya ke bank syariah. Katanya, mereka nerapin hukum Islam. Jadi harusnya lebih fair dan gak memberatkan. Tapi yah, gak tau juga ya. Saya belom bisa ngomong. Mesti liat dulu. (Dan memang ada kritik terhadap perbankan syariah kalo mereka sebenernya cuman 'ganti baju' aja jadi pake istilah-istilah berbahasa Arab, padahal kelakuan sama aja. But we'll see. Mungkin iya, tapi gak setinggi ini. Nanti kita liat insyaAllah.)

Intinya, kalo boleh ngomong, mendingan gak usah minjem deh. Mendingan nabung. Nabung manual kek, investasi reksadana kek, beli emas kek. Jangan sampe kepaksa minjem dan kepaksa bayar hutang plus bunga. Sumpah nyekek leher banget.

Nanti saya update lagi ya InsyaAllah kalo udah ada perbandingan lain. Sementara ini, saya mau istirahat dulu. Pusing liat kenyataan :’(

Nih kalo masih mau liat brosurnya.....

Dadah.... *tiduran sambil menatap kosong ke langit-langit*




Friday, March 13, 2015

Skrining Kesehatan Berdasarkan Usia

Sejak satu tahun lalu, saya dan suami mencanangkan program medical check up rutin tahunan bagi diri sendiri. Tujuannya supaya kami bisa tahu, seberapa sehat sih sebenernya kita-kita ini. Dan supaya kalo ada penyakit, bisa ketahuan dari awal biar bisa cepet ditangani.

Suami ada riwayat keluarga darah tinggi. Saya pun begitu, plus bonus kanker plasma darah. Jadi, dengan riwayat seperti itu, kami sadar bahwa kayaknya lebih baik mulai pola hidup sehat dan monitor kesehatan tiap tahun. (Kalopun ada hasil yang aneh-aneh, mending ketahuan dan ditanganin sekarang pas masih seger buger daripada baru ketahuan ntar pas udah gak bisa berdiri/jalan. Eh tapi InsyaAllah kita semua selalu sehaat. Aamiiin.)

Kami biasa cek ke lab terdekat, seperti Prodia, Parahita, atau Cito. (Ketiga lab ini juga suka dipanggil ke rumah untuk cek rutin Bapak-Ibu kami. Jadi udah biasa.) Biasanya MCU tahunan terdiri dari darah lengkap, urin lengkap, kolesterol dan trigliserida, glukosa, dan EKG. Kami biasanya telepon ketiga lab tersebut untuk bandingin paket MCU paling murah :p Tahun lalu biayanya sekitar 500-ribuan. Tapi sekarang udah naik jadi 820-an. Mahal sih, tapi gapapa lah, setahun sekali ini. Dan demi kesehatan diri sendiri juga :)

Selain MCU tahunan, ada pula tes yang baiknya dilakukan pada usia tertentu. Saya seneng banget bisa nemu ringkasannya di halaman ini. Nih udah saya terjemahin ke Bahasa Indonesia biar enak di mata :D  Ada untuk perempuan dan laki-laki.

Semoga bisa membantu kamu menyibak tabir selubung badan kamu sendiri. (Hahaha apaan siiiiikk xDD)

Kamu juga bisa download filenya di sini.

Screening Test Perempuan

Jenis tes
Usia 18-39
Usia 40-49
Usia 50-64
Usia 65 dan lebih
Tekanan darah
Periksa setidaknya 2 tahun sekali jika tekanan darah Anda normal.

Periksa 1 kali tiap tahun jika tekanan darah antara 120/80 sd 139/89.

Bicarakan dengan dokter jika angkanya 140/90 atau lebih.
Periksa setidaknya 2 tahun sekali jika tekanan darah Anda normal.

Periksa 1 kali tiap tahun jika tekanan darah antara 120/80 sd 139/89.

Bicarakan dengan dokter jika angkanya 140/90 atau lebih.
Periksa setidaknya 2 tahun sekali jika tekanan darah Anda normal.

Periksa 1 kali tiap tahun jika tekanan darah antara 120/80 sd 139/89.

Bicarakan dengan dokter jika angkanya 140/90 atau lebih.
Periksa setidaknya 2 tahun sekali jika tekanan darah Anda normal.

Periksa 1 kali tiap tahun jika tekanan darah antara 120/80 sd 139/89.

Bicarakan dengan dokter jika angkanya 140/90 atau lebih.
Kepadatan mineral tulang (skrining osteoporosis)
-
-
Bicarakan dengan dokter jika Anda berisiko osteoporosis.
Lakukan tes ini setidaknya 1 kali.

Bicarakan dengan dokter apakah perlu cek ulang kemudian hari.
Risiko osteoporosis meningkat pada perempuan yang berusia lanjut, menopause, bertubuh kecil (di bawah 64 kg), memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis, menstruasi tidak teratur, tidak olahraga rutin, merokok, minum alkohol, serta kurang asupan kalsium dan vitamin D.
Cek kanker payudara (mammogram)
-
Bicarakan dengan dokter.
Mulai usia 50, cek tiap 2 tahun sekali.
Cek tiap 2 tahun hingga usia 74.

Usia 75 dan ke atas, tanya dokter.
Kanker serviks
(Pap test)
Cek tiap 3 tahun sekali jika sudah berusia 21 tahun atau sudah aktif berhubungan seks.

Jika usia 30 atau lebih, lakukan tes pap dan HPV bersamaan tiap 5 tahun sekali.
Lakukan tes Pap dan HPV bersamaan tiap 5 tahun.
Lakukan tes Pap dan HPV bersamaan tiap 5 tahun.
Tanya dokter apakah perlu tes Pap.
Kolesterol
Mulai usia 20, lakukan tes kolesterol rutin jika Anda berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

Tanya dokter seberapa sering harus cek kolesterol.
Lakukan tes kolesterol rutin jika Anda berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

Tanya dokter seberapa sering harus cek kolesterol.
Lakukan tes kolesterol rutin jika Anda berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

Tanya dokter seberapa sering harus cek kolesterol.
Lakukan tes kolesterol rutin jika Anda berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

Tanya dokter seberapa sering harus cek kolesterol.
Anda berisiko terkena penyakit jantung jika: angka kolesterol LDL tinggi, angka kolesterol HDL rendah, angka total kolesterol dan trigliserida tinggi, angka tekanan darah tinggi (>130/85), merokok, memiliki diabetes, kelebihan berat badan, kurang olahraga, punya masalah tidur (termasuk mengorok), lingkar pinggang >90cm. Risiko lain: riwayat keluarga dengan penyakit jantung, depresi, stres, dan mudah panik, kurang tidur, dan berpendapatan rendah (rentan makanan tak sehat dan rokok).
Diabetes
Lakukan tes diabetes jika tekanan darah lebih tinggi dari 135/80 atau Anda tengah mengonsumsi obat penurun tekanan darah (hipertensi).
Lakukan tes diabetes jika tekanan darah lebih tinggi dari 135/80 atau Anda tengah mengonsumsi obat penurun tekanan darah (hipertensi).
Lakukan tes diabetes jika tekanan darah lebih tinggi dari 135/80 atau Anda tengah mengonsumsi obat penurun tekanan darah (hipertensi).
Lakukan tes diabetes jika tekanan darah lebih tinggi dari 135/80 atau Anda tengah mengonsumsi obat penurun tekanan darah (hipertensi).
Kanker kolorektal (dengan tes darah samar pada feses, sigmoidoscopy, atau kolonoskopi)
-
-
Mulai usia 50, lakukan skrining kanker kolorektal.

Tanya dokter jenis skrining yang terbaik untuk Anda, dan seberapa sering.
Lakukan skrining kanker kolorektal hingga usia 75.

Tanya dokter jenis skrining yang terbaik untuk Anda, dan seberapa sering.
Chlamydia
Lakukan tes chlamydia tiap tahun hingga usia 24 jika Anda aktif berhubungan seksual.

Usia 25 dan ke atas, lakukan tes chlamydia jika Anda berisiko tinggi.
Lakukan tes chlamydia jika Anda aktif secara seksual dan berisiko tinggi.
Lakukan tes chlamydia jika Anda aktif secara seksual dan berisiko tinggi.
Lakukan tes chlamydia jika Anda aktif secara seksual dan berisiko tinggi.
Anda berisiko tinggi terkena chlamydia dan disarankan tes chlamydia setiap tahun bila: (1) berusia 25 tahun atau kurang, (2) berusia lebih dari 25 tahun dan (a) memiliki partner seks baru, (b) berhubungan seks dengan lebih dari satu orang, (c) berhubungan seks dengan seseorang yang memiliki partner seks lain, (d) pernah terkena chlamydia atau penyakit menular seksual lainnya, (e) berhubungan seks demi uang atau NAPZA, (f) tidak memakai kondom saat berhubungan seks dengan lebih dari satu partner seks; (3) sedang hamil.
Gonorrhea
Lakukan tes gonorrhea jika Anda aktif secara seksual dan berisiko tinggi.
Lakukan tes gonorrhea jika Anda aktif secara seksual dan berisiko tinggi.
Lakukan tes gonorrhea jika Anda aktif secara seksual dan berisiko tinggi.
Lakukan tes gonorrhea jika Anda aktif secara seksual dan berisiko tinggi.
Anda berisiko tinggi terkena gonorrhea bila: pernah terkena gonorrhea atau penyakit menular seksual lainnya, memiliki lebih dari satu partner seks, berhubungan seks tanpa kondom, berprofesi sebagai pekerja seks, atau menggunakan NAPZA.
HIV
Lakukan tes HIV setidaknya sekali.

Diskusikan tingkat risiko Anda dengan dokter.
Lakukan tes HIV setidaknya sekali.

Diskusikan tingkat risiko Anda dengan dokter.
Lakukan tes HIV setidaknya sekali.

Diskusikan tingkat risiko Anda dengan dokter.
Lakukan tes HIV setidaknya sekali jika Anda berusia 65 dan belum pernah dites.

Diskusikan tingkat risiko Anda dengan dokter.
Anda berisiko tinggi terkena HIV bila: berhubungan seks tanpa kondom dengan lebih dari satu partner seks; pernah atau sedang menggunakan narkotika jenis suntik; berhubungan seks demi uang atau NAPZA atau dengan orang yang pernah melakukan hal tersebut; berhubungan seks dengan penyandang HIV atau biseksual atau menggunakan narkoba suntik; terkena penyakit menular seksual.
Sifilis
Lakukan tes sifilis jika Anda berisiko tinggi.
Lakukan tes sifilis jika Anda berisiko tinggi.
Lakukan tes sifilis jika Anda berisiko tinggi.
Lakukan tes sifilis jika Anda berisiko tinggi.
Anda berisiko terkena sifilis jika: perilaku seks Anda atau rekan seksual Anda berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual (al. berhubungan seks dengan banyak orang, tak memakai kondom, atau dengan sesama jenis), Anda pekerja seks, atau Anda berhubungan seks demi uang atau NAPZA.

Ket: Tabel ini adalah terjemahan bebas yang bersumber dari laman http://www.womenshealth.gov/screening-tests-and-vaccines/screening-tests-for-women/ dengan perubahan seperlunya.




Screening Test Laki-Laki

Jenis tes
Usia 18-39
Usia 40-49
Usia 50-64
Usia 65 dan lebih
Aneurisme aorta abdominal
-
-
-
Lakukan tes ini sekali saja jika Anda berusia 65-75 tahun dan pernah merokok.
Tekanan darah
Periksa minimal tiap 2 tahun jika angka tekanan darah normal (lebih rendah dari 120/80).

Periksa setiap tahun jika angkanya berkisar antara 120/80 sd 139/89.

Diskusikan dengan dokter jika angkanya 140/90 atau lebih.
Periksa minimal tiap 2 tahun jika angka tekanan darah normal (lebih rendah dari 120/80).

Periksa setiap tahun jika angkanya berkisar antara 120/80 sd 139/89.

Diskusikan dengan dokter jika angkanya 140/90 atau lebih.
Periksa minimal tiap 2 tahun jika angka tekanan darah normal (lebih rendah dari 120/80).

Periksa setiap tahun jika angkanya berkisar antara 120/80 sd 139/89.

Diskusikan dengan dokter jika angkanya 140/90 atau lebih.
Periksa minimal tiap 2 tahun jika angka tekanan darah normal (lebih rendah dari 120/80).

Periksa setiap tahun jika angkanya berkisar antara 120/80 sd 139/89.

Diskusikan dengan dokter jika angkanya 140/90 atau lebih.
Kolesterol
Mulai usia 25 sd 35, periksa kolesterol jika Anda berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

Usia 35 dan ke atas, periksa kolesterol secara rutin.

Tanya dokter seberapa sering harus cek kolesterol.
Cek kolesterol secara rutin.

Tanya dokter seberapa sering harus cek kolesterol.
Cek kolesterol secara rutin.

Tanya dokter seberapa sering harus cek kolesterol.
Cek kolesterol secara rutin.

Tanya dokter seberapa sering harus cek kolesterol.
Anda berisiko terkena penyakit jantung jika: angka kolesterol LDL tinggi, angka kolesterol HDL rendah, angka total kolesterol dan trigliserida tinggi, angka tekanan darah tinggi (>130/85), merokok, memiliki diabetes, kelebihan berat badan, kurang olahraga, punya masalah tidur (termasuk mengorok). Risiko lain: riwayat keluarga dengan penyakit jantung, depresi, stres, dan mudah panik, kurang tidur, dan berpendapatan rendah (rentan makanan tak sehat dan rokok).
Kanker kolorektal (dengan tes darah samar pada feses, sigmoidoscopy, atau kolonoskopi)
-
-
Mulai usia 50, lakukan skrining kanker kolorektal.

Tanya dokter jenis skrining yang terbaik untuk Anda, dan seberapa sering.
Lakukan skrining kanker kolorektal hingga usia 75.

Tanya dokter jenis skrining yang terbaik untuk Anda, dan seberapa sering.
Diabetes
Lakukan tes diabetes jika tekanan darah lebih tinggi dari 135/80 atau Anda tengah mengonsumsi obat penurun tekanan darah (hipertensi).
Lakukan tes diabetes jika tekanan darah lebih tinggi dari 135/80 atau Anda tengah mengonsumsi obat penurun tekanan darah (hipertensi).
Lakukan tes diabetes jika tekanan darah lebih tinggi dari 135/80 atau Anda tengah mengonsumsi obat penurun tekanan darah (hipertensi).
Lakukan tes diabetes jika tekanan darah lebih tinggi dari 135/80 atau Anda tengah mengonsumsi obat penurun tekanan darah (hipertensi).
HIV
Lakukan tes HIV setidaknya sekali.

Diskusikan tingkat risiko Anda dengan dokter.
Lakukan tes HIV setidaknya sekali.

Diskusikan tingkat risiko Anda dengan dokter.
Lakukan tes HIV setidaknya sekali.

Diskusikan tingkat risiko Anda dengan dokter.
Lakukan tes HIV setidaknya sekali.

Diskusikan tingkat risiko Anda dengan dokter.
Anda berisiko tinggi terkena HIV bila: berhubungan seks tanpa kondom dengan lebih dari satu partner seks; pernah atau sedang menggunakan narkotika jenis suntik; berhubungan seks demi uang atau NAPZA atau dengan orang yang pernah melakukan hal tersebut; berhubungan seks dengan penyandang HIV, gay/homoseksual, atau menggunakan narkoba suntik; terkena penyakit menular seksual.
Sifilis
Cek sifilis jika Anda berisiko tinggi.
Cek sifilis jika Anda berisiko tinggi.
Cek sifilis jika Anda berisiko tinggi.
Cek sifilis jika Anda berisiko tinggi.
Anda berisiko tinggi terkena sifilis jika: perilaku seks Anda atau rekan seksual Anda berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual (al. berhubungan seks dengan banyak orang, tak memakai kondom, atau dengan sesama jenis), Anda pekerja seks, atau Anda berhubungan seks demi uang atau NAPZA.


Ket: Tabel ini adalah terjemahan bebas yang bersumber dari laman http://www.womenshealth.gov/screening-tests-and-vaccines/screening-tests-for-men/index.html dengan perubahan seperlunya.

Popular Posts