Thursday, March 12, 2015

Meminta Pendapat Lain

Second opinion.

Kata-kata ini sering kita denger kalo ada temen atau keluarga yang punya kondisi medis serius. Biasanya, second opinion memang akan dicari, terutama kalo menyangkut keputusan besar.

Kenapa perlu second opinion, sih?
  1. Untuk ngebantu kamu ngambil keputusan.
  2. Memetakan (bareng dokter) pilihan treatment yang ada sekarang, atau yang akan dilakukan nantinya.
  3. Merancang skema treatment baru yang belum pernah ada sebelumnya, misalnya kasus kamu ditangani oleh grup dokter spesialis tertentu, atau dibikin program treatment baru, atau kamu disaranin ikut clinical trial. (Ini kalo kondisi kamu berat atau langka, sih.)
Kamu wajar kok minta second opinion ke dokter lain kalo kamu ataupun sang dokter gak yakin sama diagnosisnya. Atau, ada sesuatu dalam penyakit kamu yang perlu ditelusuri lebih jauh. Atau, simply karena kamu punya feeling gak enak ajah, atau ragu-ragu. Second opinion bisa membantu dalam menetapkan keputusan. Biasanya, sih, dokter yang baik akan welkam-welkam aja dan gak akan ngerasa tersinggung. Itu hak pasien, kok :) Gapapaaa banget.

Gak hanya untuk diagnosis penyakit, second opinion juga bisa, lho, kita minta atas tindakan medis atau treatment perawatan, dan juga untuk (uhuk!) perasaan. Beneran kaga boong. Baca aja terus.

Nih ya. Pertama. Second opinion atas diagnosis penyakit bisa kamu minta kalo:
  • Diagnosisnya masih belum jelas. Ini perlu banget. Soalnya, diagnosis yang jelas akan menentukan keberhasilan treatment plan kamu nantinya, dan kesembuhan kamu.
  • Penyakit kamu berat, langka, atau mengancam jiwa. Coba konsul ke dokter spesialis atau subspesialis di bidang itu.
  • Hasil lab kamu belum bisa dibuat kesimpulan, atau kamu harus tes ulang. Coba second opinion dari lab lain.
  • Jenis penyakit udah jelas, tapi stadiumnya belum. 

Dua, minta second op atas tindakan pengobatan atau perawatan yang:
  • Nggak cocok sama kamu. Bisa karena pengobatan atau perawatannya terlalu agresif (cepet, beruntun, efek terlalu berat, terlalu sontak mendadak, dll), atau justru gak agresif sama sekali. Dan bikin kamu ngerasa sakit atau gak nyaman. Soalnya, kedua hal ini harusnya bisa dicocokin sama kebutuhan dan kemampuan kamu sebagai pasien. Bahkan sebenernya kamu pun juga dilibatin sejak dari perencanaan programnya.
  • Perawatan dan pengobatannya gak berhasil. Ini bisa terjadi di tengah-tengah, dan bisa aja karena diagnosis awalnya kurang tepat. Makanya perlu second opinion untuk evaluasi ulang diagnosis dan rencana treatment-nya. Gapapa. Cek ulang aja. 
  • Kamu divonis "gak ada harapan" atau cuma dikasih pereda rasa sakit aja (kayak parasetamol atau panadol). Inget, dalam kondisi apapun, pasti masih ada harapan. Pasti masih ada dokter yang mau ngusahain, InsyaAllah :)
  • Kamu beda pendapat sama dokter apakah perlu ngelanjutin treatment atau nggak.

Nah, selain atas diagnosis dan tindakan/treatment, hal-hal di bawah ini juga bisa jadi alasan kamu cari second opinion di dokter lain. Sekarang baruu kita ngomongin perasaan hahahahaa :))

Silakan minta second op kalo kamu ngerasa:
  • Gak dilibatkan. Semuanya cuma komunikasi satu arah aja. Dokter ngomong ke kamu, dan kamu gak ada kesempatan kasih feedback. Padahal komunikasi antara pasien dan tim dokter dan perawat itu penting. Ini dokter apa tv?
  • Dokter kamu gak bisa diajak ngomong, atau gak bisa ngejelasin kalo ditanya. Gak enak banget kan. Mana bisa tau sakit apa, udah sampe mana, dan bakal diapain kalo gak dijelasin apapun. Padahal, kita lah yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan untuk diri kita sendiri. Kita juga punya, lho, sebenernya, hak untuk mengingatkan tim dokter dan perawat bahwa kita berhak untuk dilibatkan.
  • Efek samping dan hal-hal gak enak yang kamu rasain gak di-manage oleh tim dokter. Kamu sakit di tangan, dibilang gapapa. Bengkak di mana, atau muntah-muntah, dibilang gapapa. Efek samping treatment memang ada, sih, tapi harusnya bisa dikasih apa kek biar reda sakitnya. Rasa sakit dan kawan-kawannya itu sebenernya bisa dikurangin tingkat keparahannya, biar kamu ngerasa lebih nyaman. Ada yang namanya layanan paliatif untuk mengurangi rasa sakit, gejala, atau stres yang kamu rasakan. Bisa berupa obat, akupunktur, atau metode lain. 
  • Kamu gak yakin sama pengalaman dokternya, atau kemampuannya ngambil keputusan, atau caranya memperlakukan kamu. Dokter harusnya punya pendekatan dan pembawaan yang bikin kamu berdua jadi kayak satu tim untuk satu tujuan: kesehatan kamu. 
  • Perasaan kamu gak sreg. Kamu selalu punya feeling kalo adaaa aja yang kurang. Ya udah gak usah dipertahanin. Nyiksa diri dan pikiran. Lebih baik pindah dokter aja. 
Hmm... Nulis bagian ini jadi inget pengalaman dirawat di RS X di Jakarta Selatan. Baca di postingan ini deh. Seru banget, hahaha x)))

Baiklaaah. Intinya, kamu bisa minta second opinion dalam tahap apapun.  Kalaupun opini kedua-ketiga akhirnya sama dengan yang pertama, itu gak percuma kok. Kan kamu jadi bisa yakin dan tenang dengan memahami bahwa dokter sudah mengambil pilihan terbaik untuk kondisi kamu sekarang ini. Ya gak? :D

Tapi inget ya. Cari second opinion-nya KE DOKTER. Bukan ke dukun atau gaib-gaib lainnya. Udah uang habis, bukannya sembuh malah tambah parah ntar :)

Semoga kita semua selalu sehat! Aamiin :D

No comments:

Popular Posts