Thursday, February 2, 2017

Konsultasi Alergi

Habis dari Dharmais. Ketemu dr Nugroho. Dua hari lalu (31/1) ibu saya bawa ke IGD, sebab alergi yang tak kunjung sembuh.

Awalnya bulan Oktober terasa gatal, lalu bintil-bintil kecil yang menyatu jadi banyak. Ibu menunggu supaya hilang sendiri. Namun, alih-alih hilang, mukanya membengkak. Matanya kecil hampir gak keliatan.

Sama dokter IGD ditulis purpura. Kemungkinan karena trombosit rendah. Memang umum terjadi ya pada pasien kemo. Eh pas cek darah, alhamdulillah bagus. Gak turun-turun amat.

Akhirnya dikasih Cetirizine 10mg untuk gatal, dan Dexamethasone 0,5mg untuk bengkak. Semua 3x sehari.

Sekarang alhamdulillah sudah hilang bengkaknya. Tapi gatalnya masih sedikit.

Pemicunya kami belum tahu. Minggu kemarin sangat sibuk. Dan panjang. Bapak saya berpulang ke rahmatullah (25/1). Ibu hanya sempat melihat Bapak satu kali sejak dua minggu dirawat. Itu pun sudah di ICU dalam kondisi koma. Di hari kelima (29/1), setelah pemakaman dan pengajian selesai, ibu bilang masih merasa bapak ada di rumah Pasar Minggu.

Saya ingin menemani ibu tidur malam itu, tapi anak saya menangis. Dan ibu meminta saya mengutamakan cucunya.

Mungkin ibu stres. Tanpa disadari.

Tapi saya juga mencurigai Lenalid. Ibu baru naik dosis. Tadinya 5 mg, sekarang 10 mg. Dulu saat minum Thalidomide 100mg juga ada purpura juga. Seperti memar merah besar di bawah kulit.

Akhirnya saya putuskan stop Lenalid 10 mg. Ibu awalnya ragu. Takut MM-nya berkembang jika stop minum obat. Pengalaman dirawat akibat 'libur' kemarin ternyata memberi hikmah yang nyata bagi ibu.

Hanya seminggu saja, kata saya meyakinkan ibu. Habis itu kita lanjut lagi pakai yang 5 mg.

dr Nugroho juga menghentikan Lenalid. Tapi, anehnya, beliau memberi instruksi minum Melphalan. Saya bilang keberatan. Gak berani. Dengan hasil lab seperti tadi, bagaimana saya berani?

Saya bilang, kita coba stop dulu. Nanti start lagi dosis 5 mg. Dan sebenarnya, dalam hati saya ingin sekali ibu kembali pakai Thalidomide. Lenalid itu susah nyarinya.

dr Nugroho meminta kami cek darah seminggu dua kali, lengkap dengan hitung jenis. Dua minggu lagi (15/2) kontrol.

Baiklah. Kalo gitu, saya mau telfon Prodia dan Gunung Sahari dulu. Mungkin tiap Selasa dan Jumat saja labnya.

Saya gak tau maksud dr Nugroho mau liat apa. Dan next treatment gimana. Kalau hasilnya turun, saya harus gimana. Sampai saat ini saya belum menemui dokter lain untuk second opinion. Ingin sih, tapi belum sempat. Ibu saya juga sudah nyaman dengan beliau. Jadi, ya sudah. Saya berdoa semoga yang terbaik dunia akhirat. Aamiin. 

4 comments:

Unknown said...

Selamat siang mba, kebetulan ibu saya juga sama spt ibu mba Widya, sekarang sedang menderita MM, terapi dengan thalidomide dan dexamethasone. Bulan ini sptnya stok thalidomide di RSCM maupun PGI cikini sedang banyak yg kosong, apakah mba Widya ada rekomendasi toko yg trusted utk tempat membeli obat Thalidomide? Terimakasih banyak mbak sebelumnya :)

Widya said...

Halo Mbak Tiara Diningtyas... MMI bisa bantu carikan Thalidomide... Ayo Mbak gabung klik bit.ly/1pxAuUf insyaallah langsung kami respon kalo Sabtu pagi :)

Ika said...

Bapak saya juga MM sudah 1 tahun. Tiap bulan harus cek lab n tranfusi darah pada 6 bulan awal. Alkhamdulillah udah bulan2 ini hb.nya normal. Hanya leukosit yg sering turun (akibatnya tiba2 panas tinggi bahkan pernah sampai nggigil) n setiap kontrol (1 bln sekali) dokter rs Karyadi Semarang memberi 1 infusan penambah leukosit.
Obat kemo bapak saya Melphalan n prednison.

Widya said...

Halo Pak... Alhamdulillah ada perkembangan... Ayo Pak kita ngobrol di grup MMI... Ada juga kok yang di RS Kariadi SMG.. Langsung isi form http://bit.ly/1pxAuUf kami tunggu ya Pak

Popular Posts