Sekian lama pertanyaan saya gak terjawab:
Kenapa Dharmais cuma punya DUA mesin radiasi?
Kenapa pasien harus tunggu sampai 4 bulan untuk radiasi?
Segitu mahalnya kah mesin radiasi?
Well, saya tau, pasti memang iya. Tapi, berapa sih tepatnya?
Saya penasaran. Kalo cuma 1M, masa iya sih gak ada yang mau biayain.
Saya pun googling.
Dan inilah hasilnya.
Tiga juta dolar.
Wah. Masih kalah sama Dono. Doski jaman dulu aja udah enam juta dolar.
Anyway, 3 juta dolar kalo dirupiahin kira-kira segini.
Glek banyak banget nol-nya! Itu sih gak bisa kalo mau pake crowdfunding *tutup-tutupin window kitabisa.com dan gandengtangan.com sambil ternganga*
Kalo nol-nya diurutin pake excel, itu bunyinya 41 miliar rupiah.
Wah. Semahal itu ya.
Gile lu Don, gak nyangka badan lu mahalnya bisa dua kali lipet *terharu*
Wah kayaknya, lupakan aja deh impian crowdfunding. Itu cuma bisa pake uang negara :)
Isunya juga gak sampe di situ aja kan.
Beli mesin radiasi kayaknya beda, ya, sama beli mesin fotokopi. Gak bisa tinggal colok listrik dan langsung jalan hehe :)))
Instalasi alias pemasangan pasti juga butuh biaya. Dan kayaknya, butuhnya gak sedikit.
Estimasi biaya di bawah ini mungkin bisa sedikit memberi gambaran. (ini biaya membangun satu gedung dengan 5 mesin radiasi proton)
Nah, bisa dilihat, kan.
Pembangunannya aja segitu. Belum mesinnya.
Belom kalo ada bahan-bahan yang mesti dibeli untuk bahan baku radiasi-nya. Hmm, itu apa ya? Uranium? (maaf saya awam, nih!) Itu pasti mahal, deh.
Terus, karena itu radioaktif, pasti pengolahan limbahnya juga akan ribet. Mesti hati-hati pula. Dan segala sesuatu yang butuh extra care itu kan sama dengan extra money.
Jadi, mulai dari instalasi dan set up perdana, hingga keseluruhan maintenance harian, itu paaasti amat mahal.
Belum biaya yang harus ditanggung oleh BPJS. Ternyata, 60 detik itu harganya 5 jutaan, ya. Satu menit 5 juta. Dua jam enam miliar. Kalah resepsi nikahan!
Hmph.
Apakah negara gak mampu?
Ada yang tau gimana caranya supaya negara mau beliin kita mesin baru dan urus maintenance-nya?
Any answers will be much appreciated.
Artikel dan data dari Forbes
**Ibu saya memiliki multiple myeloma sejak tahun 2011, dan rutin kontrol di RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat. Silakan klik menu "Multiple Myeloma" untuk melihat postingan terkait MM. Semoga kita bisa saling mengenal dan saling menguatkan :D
Kenapa Dharmais cuma punya DUA mesin radiasi?
Kenapa pasien harus tunggu sampai 4 bulan untuk radiasi?
Segitu mahalnya kah mesin radiasi?
Well, saya tau, pasti memang iya. Tapi, berapa sih tepatnya?
Saya penasaran. Kalo cuma 1M, masa iya sih gak ada yang mau biayain.
Saya pun googling.
Dan inilah hasilnya.
Tiga juta dolar.
Wah. Masih kalah sama Dono. Doski jaman dulu aja udah enam juta dolar.
Anyway, 3 juta dolar kalo dirupiahin kira-kira segini.
Glek banyak banget nol-nya! Itu sih gak bisa kalo mau pake crowdfunding *tutup-tutupin window kitabisa.com dan gandengtangan.com sambil ternganga*
Kalo nol-nya diurutin pake excel, itu bunyinya 41 miliar rupiah.
Wah. Semahal itu ya.
Gile lu Don, gak nyangka badan lu mahalnya bisa dua kali lipet *terharu*
Wah kayaknya, lupakan aja deh impian crowdfunding. Itu cuma bisa pake uang negara :)
Isunya juga gak sampe di situ aja kan.
Beli mesin radiasi kayaknya beda, ya, sama beli mesin fotokopi. Gak bisa tinggal colok listrik dan langsung jalan hehe :)))
Instalasi alias pemasangan pasti juga butuh biaya. Dan kayaknya, butuhnya gak sedikit.
Estimasi biaya di bawah ini mungkin bisa sedikit memberi gambaran. (ini biaya membangun satu gedung dengan 5 mesin radiasi proton)
Nah, bisa dilihat, kan.
Pembangunannya aja segitu. Belum mesinnya.
Belom kalo ada bahan-bahan yang mesti dibeli untuk bahan baku radiasi-nya. Hmm, itu apa ya? Uranium? (maaf saya awam, nih!) Itu pasti mahal, deh.
Terus, karena itu radioaktif, pasti pengolahan limbahnya juga akan ribet. Mesti hati-hati pula. Dan segala sesuatu yang butuh extra care itu kan sama dengan extra money.
Jadi, mulai dari instalasi dan set up perdana, hingga keseluruhan maintenance harian, itu paaasti amat mahal.
Belum biaya yang harus ditanggung oleh BPJS. Ternyata, 60 detik itu harganya 5 jutaan, ya. Satu menit 5 juta. Dua jam enam miliar. Kalah resepsi nikahan!
Hmph.
Apakah negara gak mampu?
Ada yang tau gimana caranya supaya negara mau beliin kita mesin baru dan urus maintenance-nya?
Any answers will be much appreciated.
Artikel dan data dari Forbes
**Ibu saya memiliki multiple myeloma sejak tahun 2011, dan rutin kontrol di RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat. Silakan klik menu "Multiple Myeloma" untuk melihat postingan terkait MM. Semoga kita bisa saling mengenal dan saling menguatkan :D
2 comments:
Pertanyaan saya sama mba...brp harga mesin radiasi.mo operasi antri.mo radiasi antri.....mungkin kita hrs galakkan donasi untuk beli alat radiasi ini mba....khan banyak artis yg berlian dan tasnya harganya milyaran
mantap infonya, ternyata mahal juga ya..
terapi kejantanan kaskus
Post a Comment