Boleh ngutang gak sih untuk daftar haji? Biar cepet. KTA atau dana talangan
gitu misalnya.
1. Itu hutang.
Itu solusi cepetnya sih. Tapi kalau saya prefer nggak.
Buat yang belom tau, dana talangan haji adalah produk perbankan syariah
yang bertujuan nalangin orang-orang yang mau daftar haji. Alias pinjaman, sih,
sebenernya. Program ini memungkinkan kita mendaftar haji detik itu juga. Jadi kita bisa langsung dapat porsi haji. Jumlah
dana talangan bisa dipilih, mulai 5-20 jutaan. Kalau KTA udah pada tau kan ya. Itu
pinjaman plus bunga.
Kenapa saya kurang berpihak pada mereka, inilah sebabnya:
Sebisa mungkin, hindari hutang. Apalagi ini
ibadah.
2. Mahal.
2. Mahal.
Ada ekstra biaya yang harus dibayar di depan.
Dalam dana talangan, pendaftaran haji dilakukan sekaligus saat itu juga oleh
bank. Biaya pendaftaran ini mahal. Bisa sampe 5 jutaan. Semua dibayar di muka. Setelah
itu, pinjaman dicicil setahun tanpa bunga. Dalam setahun, semua harus lunas. (Berat,
kan!) Kalau KTA, bisa diperpanjang masa cicilannya. Tapi, kena bunga 18-19% per
tahun. Aka riba.
Mau dana talangan atau KTA, saya pikir sama aja sih. Soalnya gini. Pendaftaran haji di bank itu gratis. Kalo dana talangan
harus bayar pendaftaran haji 5 juta, itu sama aja kayak bayar bunga pinjaman KTA.
(Sayang, ya. Label ‘syariah’-nya jadi cuma kayak kosmetik untuk menyamarkan
bunga pinjaman. Yang mana bunga pinjaman itu riba.)
3. Belum
jelas halal-haram-nya.
Kontroversi ini udah lama. Dari yang saya baca-baca, intinya, program ini menggabungkan antara pinjaman dengan jual-beli. Dalam Islam, ini nggak boleh. Kalo mau pinjaman, ya pinjaman aja. Jual-beli, ya jual beli aja. Jadi satu produk untuk satu tujuan. Sementara, program ini menggabungkan 2 tujuan itu. Pinjaman dana talangan itu sendiri, dan jual-beli jasa pengurusan administrasi pendaftaran haji. Karena digabung, makanya jadi nggak boleh. Kalau program ini murni pinjaman, atau murni jasa pendaftaran haji, baru boleh.
Kontroversi lain adalah apakah si peminjam dana tergolong mampu dan wajib haji, atau tidak. Berhutang kan artinya nggak punya uang. Nggak punya uang, berarti nggak wajib haji dong. (Which leads to another controversy --in my mind-- bahwa sebenarnya pasti mampu dan punya uang. Cuma nggak pernah dialokasikan aja.)
Oh ya, on a side note, dana talangan inilah yang bikin antrian haji Indonesia memanjang jadi lebih dari 11 tahun.
4. Kalau di tengah jalan kita meninggal, kita
ninggalin utang. Ngerepotin keluarga.
Udah itu aja.
Intinya, sih, saya penganut taat prinsip menabung. Yang kalo belom punya uang, ya ntar dulu aja. Dibanding harus lunasin 20 juta kepaksa sama bank (plus biaya-biaya lain), saya pilih nabung sendiri. Toh jangka waktunya sama. Selain itu, bagi saya berhasil menabung itu fulfilling banget. Bikin hati senang dan puas. Beda aja rasanya.
Tapi semua kembali ke kebutuhan dan pribadi masing-masing. Tiap orang beda-beda. Begitu pula pilihannya. Keuntungan pinjaman instan pastinya ada, yakni segi waktu. Well, you win some, you lose some.
Apapun itu, semoga kita selalu diberikan yang terbaik dari Allahswt. Aamiin! :)
No comments:
Post a Comment