Selalu ada saat-saat pertama.
Alhamdulillah ibu sudah kembali ke rumah setelah dua minggu lebih di Dharmais. Dan kemarin, untuk pertama kalinya saya memasang strip Durogesic di badan ibu.
Sejak sehari sebelumnya, saya sudah panik. Saya merasa belum cukup ilmu meski sudah diajarkan perawat di rumah sakit. Waktu itu, perawat hanya ngasih liat aja. Dia yang melakukan semuanya. Bukan saya. Tangannya pun cepat sekali. Sat set sat set, selesai.
Durogesic ibu diganti tiap 3 hari. Jadwal berikutnya hari Minggu. Sejak Sabtu, saya udah deg-degan. Pikiran saya dipenuhi reminder untuk beli alcohol swab dan plester putih besar yang berpori besar seperti di Dharmais, untuk menguatkan tempelan Durogesic di badan.
Minggu siang, saya browsing video cara mengganti fentanyl di Youtube. Ternyata cukup mudah. Hanya, kita harus berhati-hati supaya tidak menyentuh sisi yang lengket. Semua morfinnya ada di situ. Inilah yang bikin saya deg-degan. Saya belum tau sisi lengketnya yang mana :)))) Belum pernah buka kotaknya sendiri dan liat dari awal :)))
Setelah liat video INI dan INI, akhirnya saya merasa yakin untuk bisa ganti sendiri. Jam tiga sore, setelah shalat ashar, saya mengajak suami ke apotek untuk beli alcohol swab dan plester besar.
Jam empat tepat, saya mengetuk kamar ibu. Ternyata, ibu sedang mandi. Saya keluar lagi dan menunggu sambil tidur-tiduran. Ini hari-hari terakhir Ramadhan. Rasanya ingin sekali buka Quran, tapi tanggung. Padahal ibadah saya rasanya sangat kurang sekali :(
Sepuluh menit kemudian, ibu selesai mandi. Saya menggunting plester secukupnya. Lalu menulis jadwal ganti di permukaannya dengan pulpen. Sebelah kiri tanggal dan jam ganti hari ini. Sebelah kanan tanggal dan jam ganti berikutnya. Saya tulis besar-besar nama harinya. RABU.
Saat saya membuka dan mengoleskan alcohol swab, ibu mengeluhkan aromanya yang tajam. Ibu memang sensitif bau. Tapi merk ini memang bukan yang biasa. Baunya juga beda. Lebih mirip alkohol cuci tangan botol hijau besar merk Softa-Man. Yang suka ada di RS dan tiap bed-nya. Ibu selalu menutup hidungnya ketika ada yang cuci tangan pakai cairan itu. Jadi, sekarang ini pun, ibu menutupi hidungnya dengan mukena.
Sayangnya, saya harus memakai alcohol swab baru ini cukup banyak. Satu untuk melepas Durogesic yang lama, satu untuk membersihkan bekasnya, dan satu lagi untuk membersihkan area yang akan dipasang. Habis lah saya dikomplain klien dan dipunggungi x)))))) Saya cuma bisa minta maaf, nanti kita beli merk yang biasanya xD
Mulailah saya membuka kotak Durogesic. Isinya 5 strip. Masing-masing dibungkus tersendiri. Saya ambil satu dan gunting sisi bertuliskan "open here". (Taat sekali, ya, hahaha)
Ok. Ini saatnya. Saya rogoh sachet kecil itu dan temukan selembar tipis plastik kecil bening. This is the moment of truth. Cailah lebay :p Saya ingat posisi strip saat melepas tadi. Tulisan Durogesic tampak normal dan terbaca jelas. Tidak terbalik. Berarti di belakangnya itulah sisi lengketnya.
Strip bening itu berukuran mini. Panjangnya hanya satu ruas jari lebih sedikit. Lebarnya lebih pendek. Ada tulisan Durogesic.
Saya coba buka dari sudut. O-ow, sulit. Lalu saya lihat, di bagian tengah ada sambungan stiker yang melintang. Pasti di sini bukaan-nya.
Saya buka stiker itu. Bisa! Separuh atas saya buka, lalu tempelkan ke dada ibu. Lalu separuh yang bawah, lalu tempel dan ratakan semuanya.
Suksesss!!!! Alhamdulillah :D
Hmmm. Sekarang ibu tampak seperti humanoid, soalnya ada merknya di dada xD
Okeh. Biar gak kayak humanoid, yuk langsung tempel plester yang tadi udah ditulisin jadwal.
Saya raih plester putih besar itu dan coba membukanya dari sudut. Susah, pemirsa x))))) ketahuan banget gak pengalaman xD Kayaknya kemarin makenya cepet sekali deh di RS, kata ibu. Iya, Uti, jawab saya xD Nyadar kalo gak pengalaman, pasrah aja deh ya xD
Okeh. Beres. Sekarang udah tampak normal :D Mission accomplished.
Saya bereskan sisa-sisa plester, alcohol swab, dan lain-lain. Strip Durogesic bekas dilipat supaya semua bagian lengketnya saling menempel, lalu dimasukkan ke sachet kosong. Lipat hingga tertutup, baru dibuang. Kata mbak-mbak di video Youtube, sisa-sisa morfin di situ bisa membahayakan anak-anak dan hewan peliharaan. Okelah. Kita nurut.
Yak, selesai.
Demikian pengalaman pertama saya memasang strip fentanyl Durogesic. Semoga bermanfaat :) *kalopun ada yang ketawa karena saya beginner banget, gpp silakan, saya udah ikhlas, kok, hahahahaa... Terima kasih ya sudah membaca xD
**Ibu saya memiliki multiple myeloma sejak tahun 2011, dan rutin kontrol di RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat. Silakan klik menu "Multiple Myeloma" untuk melihat postingan terkait MM. Semoga kita bisa saling mengenal dan saling menguatkan :D
Alhamdulillah ibu sudah kembali ke rumah setelah dua minggu lebih di Dharmais. Dan kemarin, untuk pertama kalinya saya memasang strip Durogesic di badan ibu.
Sejak sehari sebelumnya, saya sudah panik. Saya merasa belum cukup ilmu meski sudah diajarkan perawat di rumah sakit. Waktu itu, perawat hanya ngasih liat aja. Dia yang melakukan semuanya. Bukan saya. Tangannya pun cepat sekali. Sat set sat set, selesai.
Durogesic ibu diganti tiap 3 hari. Jadwal berikutnya hari Minggu. Sejak Sabtu, saya udah deg-degan. Pikiran saya dipenuhi reminder untuk beli alcohol swab dan plester putih besar yang berpori besar seperti di Dharmais, untuk menguatkan tempelan Durogesic di badan.
Minggu siang, saya browsing video cara mengganti fentanyl di Youtube. Ternyata cukup mudah. Hanya, kita harus berhati-hati supaya tidak menyentuh sisi yang lengket. Semua morfinnya ada di situ. Inilah yang bikin saya deg-degan. Saya belum tau sisi lengketnya yang mana :)))) Belum pernah buka kotaknya sendiri dan liat dari awal :)))
Setelah liat video INI dan INI, akhirnya saya merasa yakin untuk bisa ganti sendiri. Jam tiga sore, setelah shalat ashar, saya mengajak suami ke apotek untuk beli alcohol swab dan plester besar.
Jam empat tepat, saya mengetuk kamar ibu. Ternyata, ibu sedang mandi. Saya keluar lagi dan menunggu sambil tidur-tiduran. Ini hari-hari terakhir Ramadhan. Rasanya ingin sekali buka Quran, tapi tanggung. Padahal ibadah saya rasanya sangat kurang sekali :(
Sepuluh menit kemudian, ibu selesai mandi. Saya menggunting plester secukupnya. Lalu menulis jadwal ganti di permukaannya dengan pulpen. Sebelah kiri tanggal dan jam ganti hari ini. Sebelah kanan tanggal dan jam ganti berikutnya. Saya tulis besar-besar nama harinya. RABU.
Saat saya membuka dan mengoleskan alcohol swab, ibu mengeluhkan aromanya yang tajam. Ibu memang sensitif bau. Tapi merk ini memang bukan yang biasa. Baunya juga beda. Lebih mirip alkohol cuci tangan botol hijau besar merk Softa-Man. Yang suka ada di RS dan tiap bed-nya. Ibu selalu menutup hidungnya ketika ada yang cuci tangan pakai cairan itu. Jadi, sekarang ini pun, ibu menutupi hidungnya dengan mukena.
Sayangnya, saya harus memakai alcohol swab baru ini cukup banyak. Satu untuk melepas Durogesic yang lama, satu untuk membersihkan bekasnya, dan satu lagi untuk membersihkan area yang akan dipasang. Habis lah saya dikomplain klien dan dipunggungi x)))))) Saya cuma bisa minta maaf, nanti kita beli merk yang biasanya xD
Mulailah saya membuka kotak Durogesic. Isinya 5 strip. Masing-masing dibungkus tersendiri. Saya ambil satu dan gunting sisi bertuliskan "open here". (Taat sekali, ya, hahaha)
Ok. Ini saatnya. Saya rogoh sachet kecil itu dan temukan selembar tipis plastik kecil bening. This is the moment of truth. Cailah lebay :p Saya ingat posisi strip saat melepas tadi. Tulisan Durogesic tampak normal dan terbaca jelas. Tidak terbalik. Berarti di belakangnya itulah sisi lengketnya.
Strip bening itu berukuran mini. Panjangnya hanya satu ruas jari lebih sedikit. Lebarnya lebih pendek. Ada tulisan Durogesic.
Saya coba buka dari sudut. O-ow, sulit. Lalu saya lihat, di bagian tengah ada sambungan stiker yang melintang. Pasti di sini bukaan-nya.
Saya buka stiker itu. Bisa! Separuh atas saya buka, lalu tempelkan ke dada ibu. Lalu separuh yang bawah, lalu tempel dan ratakan semuanya.
Suksesss!!!! Alhamdulillah :D
Hmmm. Sekarang ibu tampak seperti humanoid, soalnya ada merknya di dada xD
Okeh. Biar gak kayak humanoid, yuk langsung tempel plester yang tadi udah ditulisin jadwal.
Saya raih plester putih besar itu dan coba membukanya dari sudut. Susah, pemirsa x))))) ketahuan banget gak pengalaman xD Kayaknya kemarin makenya cepet sekali deh di RS, kata ibu. Iya, Uti, jawab saya xD Nyadar kalo gak pengalaman, pasrah aja deh ya xD
Okeh. Beres. Sekarang udah tampak normal :D Mission accomplished.
Saya bereskan sisa-sisa plester, alcohol swab, dan lain-lain. Strip Durogesic bekas dilipat supaya semua bagian lengketnya saling menempel, lalu dimasukkan ke sachet kosong. Lipat hingga tertutup, baru dibuang. Kata mbak-mbak di video Youtube, sisa-sisa morfin di situ bisa membahayakan anak-anak dan hewan peliharaan. Okelah. Kita nurut.
Yak, selesai.
Demikian pengalaman pertama saya memasang strip fentanyl Durogesic. Semoga bermanfaat :) *kalopun ada yang ketawa karena saya beginner banget, gpp silakan, saya udah ikhlas, kok, hahahahaa... Terima kasih ya sudah membaca xD
**Ibu saya memiliki multiple myeloma sejak tahun 2011, dan rutin kontrol di RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat. Silakan klik menu "Multiple Myeloma" untuk melihat postingan terkait MM. Semoga kita bisa saling mengenal dan saling menguatkan :D